Langkah Kaki Pertama sebagai Pengawal Generasi 1000 Hari Awal Kehidupan
Oleh : FARNIDA JAMHAL | Pada : 22 November 2014 | Dilihat Sebanyak 2437 Kali
Program baru yang diluncurkan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin adalah 1000 Hari Awal Kehidupan, Gerakan Kampus Mengawal Generasi. Dimana program ini membuat saya terjun langsung dan berinteraksi dengan orang-orang sekitar khususnya untuk ibu-ibu hamil. Langkah kaki pertama saya ke ibu hamil adalah Sabtu, 22 November 2014 pukul 12.40 WITA. Saya bersama Ainun, teman saya karena ibu hamil kami berdekatan. Ibu Sahriani, itulah nama ibu hamil saya, yang menjadi keluarga asuh saya dan tentunya menjadi keluarga baru saya. Tempat tinggalnya cukup dekat dari kampus, jadi bisa lebih mudah mengawasinya. Di Jalan Perintis Kemerdekaan 6 Lorong 2. Dan di dalam Lorong 2 ini, terdapat beberapa lorong-lorong kecil.
Disepanjang jalan, hanya bau got yang tercium tajam di indra penciuman ini. Membuat hati ini merasa iba dan miris melihat situasi tersebut. Tetapi mereka masih bisa bertahan dalam kondisi tak layak ini, mungkin karena mereka sudah terbiasa. Oh Tuhan, ternyata masih banyak orang yang sangat menderita dan kekurangan di luar sana.
Saya pun sampai di rumah Ibu Sahriani. Rumah yang sangat sederhana. Rumah yang hanya dibangun oleh bahan-bahan yang rapuh dan bekas. Ukurannya pun sangat kecil. Saya pun bertemu dengan Ibu Sahriani dan berbincang-bincang. Ibu Sahriani setuju untuk menjadi ibu hamil yang saya kawal hinggal 1000 hari naniti. Ibu Sahriani ini hanya ibu rumah tangga. Umurnya 18 tahun, lebih muda dari saya. Meskipun begitu, saya tetap memanggilnya 'ibu' dan menghormatinya. Setidaknya beliau lebih berpengalaman menjadi seorang ibu dan kelak akan melahirkan seorang anak.
Ibu Sahriani tinggal bersama suaminya dan mamanya. Saya tidak sempat bertemu dengan suaminya karena suaminya sedang bekerja sebagai seorang buruh bangunan. Usia kehamilan Ibu Sahriani sudah menuju 7 bulan. Tentunya perutnya sudah membesar. Ibu Sahriani tidak pernah mengidap sebuah penyakit yang serius. Tetapi mamanya pernah stroke. Saya sangat khawatir jika Ibu Sahriani nanti bisa kena juga. Saya pun menyarankan kepada Ibu Sahriani untuk tetap menjaga kesehatan, pola makan, dan tidak boleh terlalu banyak pikiran.
Suami Ibu Sahriani juga adalah seorang perokok berat. Namanya Pak Hadi, usianya 20 tahun. Saya pun berpesan kepada Ibu Sahriani agar jika nanti suaminya mau merokok, maka suruh di luar rumah agar asap rokoknya tidak terhirup langsung oleh Ibu Sahriani. Melihat kondisi rumahnya yang apa adanya, saya pun menyarankan untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Saya melihat kuku Ibu Sahriani juga itu sudah panjang, jadi saya menyuruhnya untuk segera memotongnya. Pembicaraan saya bersama Ibu Sahriani dan mamanya cukup lama. Saya sangat bahagia dan merasakan 'good feeling'. Rasanya saya sudah menjadi dokter beneran. Bisa berbagi dengan pasien tentunya.
Saya sangat bersyukur dengan adanya program ini. Membuat saya lebih merasakan makna sebuah hidup yang sebenarnya. Dan bagaimana kerasnya perjuangan hidup di luar sana. Semoga ini adalah awal yang baik. Perbaiki niat untuk tujuan yang tulus. Bismillah...!!! :) :)