KUNJUNGAN KEDUA-KELUARGA BARU
Oleh : KARTIWI | Pada : 16 Januari 2024 | Dilihat Sebanyak 111 Kali
.jpg)
Pada 4 Desember 2022, saya dan teman-teman yang lain tengah ada ujian CSL. Namun, bertepatan dengan waktu tersebut tiba juga pemeriksaan ibu hamil kami di Puskesmas Tamalanrea. Tepat jam 9 kami berkumpul di Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin. Saya (nb: Tiwi), Fatimah, dan Prima mengendarai motor ke puskesmas itu. Menelusuri macetnya Daerah Tamalanrea.
Pada saat kami baru memarkirkan motor di halaman parkir puskesmas tersebut, saya mendapatkan telepon dari Kak Fitria (nb: ibu hamil). Beliau ternyata sudah lebih awal tiba di puskesmas bersama suaminya. “Nomor antrian kakak sudah dekat”, katanya. Buru-buru kami memasuki puskesmas. Pertama-tama, kami mendapati suaminya tengah duduk di pelataran puskesmas. Kami senyumi beliau dan menanyakan keberadaan Kak Fitria. “Ada di dalam”, katanya (sembari senyum balik kepada kami).
Setelah masuk ke dalam puskesmas tersebut, tepat di lorong kiri, di kursi panjang, kami melihat Kak Fitria, beliau duduk di antara para pasien lain yang juga tengah mengantri. “Assalamualaikum, kak”, kami bertiga menyapa. “Waalaikumsalam”, kata beliau sembari berdiri menghampiri kami. “ Tidak apa-apa, kakak duduk saja! Biar kami yang berdiri” sahut salah seorang di antara kami.
Suasananya cukup ramai, berdesak-desakan. Kami menunggu tidak terlalu lama. Hingga nama beliau pun dipanggil “Fitria Istiqanah, silakan masuk!” kata perawat yang ada di dalam ruangan pemeriksaan. Salah satu dari kami izin kepada mereka hingga akhirnya kami diizinkan mendampingi beliau. Setelah proses pemeriksaan yang cukup lama, tibalah waktunya selesai dan kami pun keluar dari ruangan itu. Kami meminta beliau untuk duduk saja, Prima menemani beliau. Sementara saya dan Fatimah menebus obat di apotik. Setelah menunggu agak lama, obat itupun ada di tangan kami.
Sewaktu kami hendak pulang, beliau menghampiri kami dan bertanya “Bolehkah kakak menumpang di salah satu dari kalian?”. “Tentu saja, boleh kak”, sahut kami bersamaan. Fatimah mendapat peran membonceng kakak. Pada saat itu dia merasa nervous. Hehe
Pada saat kami tiba di rumahnya, kami meminta izin untuk mengisi formulir P2KD. Beliau menyilakan dan melayani kami dengan sangat sabar. Tidak lupa sebelum itu, beliau menjamu kami. Kami merasa sangat dihargai.
Selang beberapa lama, suaminya pun tiba. Di tangannya ada kantong kresek berisi lauk. Beliau langsung menuju ke dapur. Namun, beberapa menit kemudian, mereka berdua memanggil kami untuk makan bersama. Kami merasa tidak enak dengan ajakan mereka. “Kami sangat merepotkan”, pikirku. Tapi, pada akhirnya kami menerima sebab mereka tak berhentinya memaksa kami. Di meja makan itu, makannya kami begitu lahap. Di sela kami menikmati nasi dan berbagai lauknya, kami bicara tentang banyak hal, dan tidak lupa mereka juga mengajak kami jalan-jalan ke kampung kak Fitria pada saat melahirkan nanti. “Terima kasih atas ajakannya kak, insya Allah, jika tidak ada halangan”, sahut salah satu di antara kami. Dalam hati, aku bercakap “Kami menemukan keluarga baru dari program P2KD ini”.