Menanti Kelahiran Buah Hati Pertama Keluarga Pak Harman

Oleh : Mujahidin Izzatul Islam | Pada : 01 Juni 2022 | Dilihat Sebanyak 40 Kali

Kisah perjalanan panjang ini dimulai hari ini, 1 maret 2021. Perjalanan yang nantinya akan mengawal generasi penerus bangsa ini selama 1000 hari kedepan. Kisah ini dimulai dengan mencari ibu hamil yang memenuhi kriteria standar yaitu berada dalam keluarga ekonomi menengah kebawah dan maksimal usia kehamilan trimester 2. Setelah melakukan pengecekan di puskesmas terdekat, yaitu Puskesmas Bajoe, Kabupaten Bone, diperolehlah satu keluarga yang saat ini sedang menantikan kelahiran anak pertama mereka. 

Bapak Harman dan Ibu Irawati adalah sepasang suami istri yang menikah belum cukup satu tahun yang lalu. Bapak Harman adalah seorang nelayan, yang saat ini sedang merantau ke pulau kalimantan untuk mencari penghidupan. Sedangkan, Ibu Irawati adalah seorang karyawan, yang sudah berhenti karena sedang mengandung anak pertama mereka. Saat ini, Ibu Irawati terpisah dengan suaminya yang pergi merantau dan tinggal bersama ibunya, di Jalan Veteran, Bajoe, Bone, Sulawesi Selatan. 

Setelah memperoleh identitas dan alamat rumah ibu Irawati, saya kemudian bergegas untuk mendatangi rumah beliau untuk meminta persetujuan menjadikan saya sebagai kakak asuh dari bayi yang akan dilahirkannya nanti. Setelah menjelaskan dengan saksama, akhirnya saya berhasil memperoleh persetujuannya. Setelah itu, saya bertanya mengenai riwayat dan kondisi kehamilannya. Menurut informasi yang diberikan, saat ini usia kandungannya sudah beranjang pada bulan ke-6. Setiap bulan ibu Irawati rajin untuk mengunjungi puskesmas untuk melakukan pemeriksaan rutin. Menurut bidan dan dokter puskesmas, bayi yang ada dalam kandungannya sehat dan berkembang dengan baik, tuturnya.

Setelah itu, saya melanjutkan untuk melakukan survey terhadap rumah hunian ibu Irawati yang merupakan rumah dari Ibu Kandungnya, Ibu Hasimi. Mereka tinggal disebuah rumah panggung berdinding kayu dan sebagian rumahnya (bagian belakang) sudah permanen. Kondisi rumahnya cukup baik dan bersih, tetapi disekelilingnya masih ada beberapa orang yang mendirikan jamban, jamban apung, di aliran parit. Kondisi ini tentunya sangat tidak sehat karena air parit yang tercemar akan berpotensi mencemari air tanah yang biasa dikonsumsi oleh orang - orang di sekitar. 

Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga, maka sebelum pulang, saya sedikit memberikan informasi mengenai bagaimana bahaya dari air yang tercemat oleh kotoran dan limbah manusia. Selain itu, saya juga memberikan edukasi bagaimana menghadapi kehamilan pada trimester ketiga dan bagaimana menghadapi persalinan dengan sehat dan aman. Kepada ibu hasimi, ibu kandungnya, saya memberitahukan untuk bagaimana mendampingi ibu hamil disaat kehamilan sudah memasuki trimester ketiga. 

Setelah itu, saya kemudian pamit dan mengatakan akan mengunjungi mereka lagi dalam waktu dekat. 

Itulah kisah awal dari proses pengawalan menjadi kakak asuh dalam program 1000 hari awal kehidupan. Terima kasih banyak. 

 



Leave A Reply