Kunjungan Pertama ke Ibu Rahmia Rahmah, 11 MEI 2022

Oleh : Rivaldo Go | Pada : 30 Mei 2022 | Dilihat Sebanyak 53 Kali

Tanggal 11 MEI 2022 merupakan waktu kunjungan pertama saya di tempat tinggal bu Rahmia di BTP Blok AB, Tamalanrea setelah beberapa kali belum sempat melakukan kunjungan karena waktu kunjungan yang bersamaan dengan kegiatan ibu rahmia yang lainnya. Data ibu Rahmia pertama kali saya dapatkan di puskesmas Tamalanrea setelah memperkenalkan program 1000 Hari pertama kehidupan dan meminta izin untuk mengontak beberapa ibu hamil yang bersedia dan ternyata ibu Rahmia bersedia. 

Pada kunjungan pertama ini, sebelum masuk ke dalam rumah, saya melakukan observasi pada beberapa hal seperti halaman, pagar, kebersihan halaman, atap, kondisi bangunan, dan usaha dari suami bu Rahmia. Selanjutnya, saya disapa dengan hangat oleh bu Rahmia dan diajak masuk ke dalam rumahnya. Saya kemudian memperkenalkan diri dan program 1000hpk ini serta meminta informed consent secara lisan mengenai pendampingan dan pencatatan data-data ibu rahmia yang akan saya minta. Setelah informed consent saya diterima, saya kemudian menjelaskan bahwa kehamilan merupakan suatu kondisi yang perlu perhatian lebih karena rentan terhadap masalah kesehatan, terutama infeksi, pendarahan post-partum, dan pre-eclampsia. Oleh karena itu, saya sebagai kakak asuh akan berperan dalam membantu memantau kondisi kesehatan ibu rahmia. Saat itu, usia kehamilan Ibu Rahmia sekitar 8 bulan dan merupakan kehamilan ke-3. Saya kemudian melakukan wawancara kepada ibu rahmia mulai dari identitas, riwayat pendidikan, dan informasi lainnya sesuai dengan form 1000hpk. Di tengah wawancara, anak kedua ibu rahmia membawakan minum yang membuat saya merasakan suasana hangat dan diterima oleh keluarga tersebut.

Setelah wawancara, salah satu kekhawatiran saya adalah adanya riwayat sectio caesaria pada persalinan anak pertama ibu Rahmia. Namun, ternyata setelah bercerita, pada kehamilan ketiga ini, ibu rahmia tidak pernah merasakan adanya masalah kesehatan. Ternyata, ibu rahmia adalah seorang lulusan D3 ilmu Kebidanan sehingga saya tidak perlu terlalu khawatir dengan pola hidup sehat pada masa kehamilan. Masalah pada kehamilan Ibu Rahmia hanyalah kurangnya ANC pada puskesmas. Hal ini dikarenakan puskesmas tamalanrea hanya mengizinkan ANC sebanyak 2x, setelah itu ANC diminta dilakukan pada puskesmas asal (Kab. Bone) sehingga ANC sudah tidak rutin dilakukan. Oleh karena itu, ibu rahmia hanya bisa melakukan pemeriksaan pada faskes terdekat dengan tempat tinggalnya. Saya kemudian mengedukasi bahwa ANC itu sangat penting meskipun tidak dapat dilakukan di puskesmas, setidaknya pada fakses lain tetap dilakukan. Saya juga menanyakan pola diet dari ibu rahmia dan keluarga yang ternyata sangat menyukai gorengan. Saya mengedukasi untuk mengurangi makanan berminyak dan terlalu asin karena dapat menjadi faktor resiko dari terjadinya Pre-eclampsia. Setelah kurang lebih 1 jam, saya kemudian berpamitan pulang. Sebelum pulang, saya mengingatkan bu Rahmia agar tetap menjaga kesehatannya dan menginfokan saya apabila terdapat keluhan ataupun hal-hal lainnya. Saya juga menjelaskan kepada beliau tanda-tanda persalinan karena usia kehamilan yang sudah memasuki trimester 3 dan merupakan masa-masa akhir kehamilan. Saya juga meminta izin untuk melakukan kunjungan selanjutnya apabila ibu rahmia bersedia dan sedang tidak berhalangan. Saya kemudian pulang sambil bergumam senang karena ibu rahmia ternyata dalam keadaan yang sehat dan semoga tetap sehat.



Leave A Reply