Kunjungan 1
Oleh : Lidia Jamal | Pada : 10 Juni 2021 | Dilihat Sebanyak 58 Kali

Saya diantar oleh sepupu saya ke rumah Ibu Ruth dan kami menghabiskan waktu sekitar 30 menit di Jalanan. Akses jalan ke rumah Ibu Ruth cukup baik, dan dapat dilewati oleh 2 mobil.
Sebelumnya, Ibu Ruth adalah kenalan dari tante saya yang tinggal di Makassar. Ia awalnya tinggal dan bekerja di Bali sebagai seorang penari tarian modern, tapi sayang, karena pandemi Covid-19 ini ia dipaksa untuk kembali ke kampung halamannya.
Saya sudah beberapa cerita dari tante saya mengenai Ibu Ruth. Katanya, Ibu Ruth sekarang tinggal di rumah keluarganya dan ia tergolong masyarakat prasejahtera. Sekarang, suami Ibu Ruth sibuk untuk mencari pekerjaan di Makassar.
Ketika saya sampai ke rumah Ibu Ruth, saya disambut dengan sangat ramah oleh beliau dan bahkan disuguhkan Teh Kotak untuk diminum. Jujur, saya agak kaget karena awalnya saya mengira bahwa ibu hamil yang akan saya temui adalah seseorang yang sudah berada di usia 40-an tahun, tapi ternyata paras Ibu Ruth sangatlah muda dan cantik, bahkan saya sempat mengira beliau masih remaja.
Sepupu saya memiliki hubugan yang cukup akrab dengan Ibu Ruth. Mereka berbincang-bincang dan akhirnya Ibu Ruth mengajak saya untuk masuk ke ruang tamu sedangkan sepupu saya menunggu di luar.
Ketika masuk, saya melihat bahwa ruang tamu ibu Ruth cukup gelap dan tidak mendapat penerangan yang baik dari wilayah luar. Ruang tamunya juga terhubung dengan apa yang saya asumsikan sebagai dapur di bagian belakang. Pada saat itu, saya masih malu-malu untuk meminta izin mengelilingi rumah Ibu Ruth, maklum karena waktu itu kali pertama kami bertemu dan saya takut dianggap tidak sopan.
Saya bergegas untuk duduk dan mengeluarkan semua berkas-berkas serta manual-manual yang saya butuhkan untuk kunjungan pertama ini. Perasaan saya sangat deg-degan dan canggung. saya pun memperkenalkan diri, menunjukkan identitas diri, serta menjelaskan mengenai tujuan saya kesini dan latar belakangnya. saya juga meminta izin ke Ibu Ruth untuk mengisi inform consent karena telah setuju untuk mengikuti program ini. ada 2 rangkap inform consent, satu saya berikan ke Ibu Ruth dan satu saya pegang.
Saya menanyakan semua informasi berkaitan dengan Ibu Ruth yang terkait dalam formulir, saya juga meminta KTP, BPJS, dan buku KIA-nya untuk saya dokumentasikan. Setelah selesai melengkapi semua data-data, saya menanyakan mengenai bayi yang ada di dalam kandungannya, pola makan, pola tidur, pola olahraga, apa yang dirasakannya selama ini, dan apakah ada keluhan-keluhan.
Ibu Ruth telah mengandung selama 7 bulan, bayinya adalah seorang perempuan yang namanya belum ia pikirkan. perasaannya selama ini juga sangat bahagia karena buah kecil yang ada dalam perutnya itu. untuk keluhan-keluhan, ia hanya mengeluhkan mengenai gejala-gejala normal pada ibu hamil dan nyeri pada pinggang. maka dari itu saya menyarankannya agar ketika berdiri, salah satu kakinya diletakkan di depan kaki yang satu untuk mendistribusikan beban dengan lebih merata.
Ibu Ruth tidur pada jam 12 malam dan bangun pada jam 6 pagi, maka dari itu saya menyarankan untuk memperbaiki pola tidurnya dan sebaiknya tidur pada jam 10 malam paling lama. pola makan Ibu Ruth juga sudah baik, Sayur-sayuran, tempe, nasi, dan ikan menghiasi menu Ibu Ruth tiap hari. Ibu Ruth kurang di bagian aktivitas fisik, ia hanya rebahan tiap hari dan kadang berjalan seperlunya saja, maka dari itu saya menyarankan untuk setidaknya jalan-jalan di luar rumah selama beberapa menit agar setidaknya tubuh Ibu Ruth bisa segar.
selain itu, saya menyampaikan gejala-gejala normal yang terjadi pada ibu hamil, dan gejala-gejala yang TIDAK NORMAL terjadi pada ibu hamil. saya juga berpesan untuk segera memberitahukan saya atau segera melakukan check-up di puskesmas apabila Ibu Ruth mengalami salah satu dari gejala yang tidak normal ini.
Karena tujuan saya sudah terpenuhi, saya pun izin pulang sambil menyelipkan amplop berisi uang 200rb ke Ibu Ruth sebagai tanda terima kasih karena telah meluangkan waktu dan bersedia untuk menjadi ibu hamil yang saya pantau.