Kunjungan Kedua 1000 Hari Kehidupan: Pasca Persalinan Ibu Emma dan Bertemu Adik Khairina
Oleh : AKBAR YOWANTONO | Pada : 31 Mei 2021 | Dilihat Sebanyak 100 Kali

Sewaktu bulan April, saya melakukan follow up kondisi kehamilan ibu Emma tiap minggu melalui aplikasi Whatsapp. Tak lupa, saya menganjurkan dan mengedukasi ibu Emma untuk rutin check up kehamilannya di puskesmas atau rumah sakit setiap minggu karena kehamilan beliau sudah mendekati tanggal tafsiran persalinan (tanggal 5 Mei). Tanggal 12 Mei, ternyata ibu Emma belum melahirkan dan belum ada tanda-tanda persalinan. Usia kehamilan ibu Emma sudah mencapai 41 minggu, hal ini cukup menakutkan bagi saya karena mengingat usia beliau yang saat ini 37 tahun dan apabila usia kehamilan melewati 42 minggu maka resiko kehamilan akan meningkat.
Pada tanggal 17 Mei 2021, saya berkunjung ke rumah ibu Emma karena rencananya ingin menemani beliau untuk melakukan check up kondisi kehamilan di puskesmas Andalas. Ketika sampai disana, saya bertemu adik ibu Emma dan kabarnya pada minggu malam, ibu Emma sudah pecah air ketuban dan masuk di RSIA Kartini untuk proses persalinan. Agar tidak mengganggu ibu Emma dan juga keluarga, maka saya memutuskan untuk melakukan kunjungan berikutnya saat beliau pulang dari rumah sakit.
Tanggal 22 Mei 2021, saya melakukan kunjungan kedua ke rumah ibu Emma untuk melihat kondisi beliau pasca persalinan dan bertemu adik Khairina. Saya mulai bertanya-tanya kepada ibu Emma mengenai proses persalinan kemarin dan juga mengisi form yang harus saya lengkapi. Di rumah sakit, ibu Emma ditemani oleh orang tua. Proses persalinan ibu Emma melalui operasi sesar karena adanya kondisi gawat janin yaitu air ketuban yang berwarna hijau, dimana hal ini dapat mengakibatkan bayi keracunan apabila tidak segera dilakukan tindakan. Saat ini keluhan ibu Emma adanya nyeri pasca persalinan dan adanya bengkak pada kedua kaki beliau. Saya memberikan edukasi kepada beliau untuk mencegah terjadinya emboli seperti berdiri dan berjalan perlahan-lahan, tidak terlalu lama duduk menyilangkan kaki, dan mengangkat kaki dengan bantal saat beristirahat. Tak lupa, saya membawakan sedikit hadiah untuk ibu Emma dan adik Khairina, juga meminta izin untuk foto bersama sebagai dokumentasi. Setelah itu, saya pamit kepada ibu Emma.