Kunjungan Pertama, Melepas Lelah di Rumah Ibu Lela

Oleh : NURFADILAH | Pada : 20 Maret 2021 | Dilihat Sebanyak 112 Kali

Setelah semua perkuliahan yang lumayan padat di pekan ini selesai, tepat pada Jumat 19 Maret 2021 setelah praktikum Parasitologi pukul 15.00 WITA saya langsung menuju ke rumah ibu hamil yang akan dilakukan pendampingan 1000 hari kehidupan. Sebuah desa yang lumayan terpencil namun tidak begitu jauh dari rumahku. Saat itu saya sangat senang akan melakukan kunjungan pertama, sehingga lupa bahwa seharian ini belum istirahat. Sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya saya sampai di sebuah rumah yang terletak di antara sawah dan kebun dengan suguhan pemandangan yang lumayan indah. Rumah panggung sederhana dengan bangunan terbuat dari kayu yang menghadap ke Selatan itulah rumah Ibu Lela. Saya langsung memberi salam dan meminta izin untuk naik ke rumahnya. Ibu Lela yang saat itu sedang melipat pakaian di teras rumahnya langsung menjawab dan mempersilahkan saya. Setelah itu saya menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan ke rumah beliau menggunakan bahasa Makassar karena Ibu lela tidak mengerti Bahasa Indonesia. Setelah menjelaskan ke Ibu Lela, ternyata dia sangat senang dengan adanya program pendampingan ini dan merasa akan sangat terbantu. Ibu Lela sangat ramah dan terlihat bahagia, sehingga proses wawancara di kunjungan pertama ini Alhamdulillah sangat lancar dan terbangun suasana kekeluargaan, ditambah lagi antusiasme Ibu Lela yang tinggi dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan membuat saya juga ikut senang. Melihat semangat yang besar dari Ibu Lela dapat saya gambarkan bahwa kondisinya Alhamdulillah saat itu sangat sehat apalagi taksir persalinannya menurut Bidan saat dilakukan pemeriksaan adalah akhir bulan ini, sekitar 28 Maret 2021. Ibu Lela sangat menunggu kelahiran anak keduanya itu yang menurut hasil USG adalah perempuan, setelah sebelumnya pernah keguguran. Selama kehamilannya ini Ibu Lela tidak pernah merasakan kontraksi hebat yang mengganggu aktivitasnya, hanya beberapa kali merasakan kram di perut. Dari hasil wawancara dan pengamatan, secara keseluruhan kondisi Ibu Lela sangat baik. Sesaat setelah wawancara selesai, Amira anak pertama Ibu Lela yang berusia 9 tahun datang menghampiri bersama Bapaknya, Pak Juma (suami ibu Lela). Kemudian kami melakukan obrolan ringan terkait kedatangan saya dan program ini, serta beberapa topik pembahasan lainnya. Mendengar beberapa curhatan mereka melalui obrolan ringan tadi dan sesekali bercanda, membuat rasa lelah saya hilang. Sedikit informasi bahwa di desa ini, rata-rata mereka maunya melahirkan di rumah sendiri dan dibantu oleh "Sanro" atau dukun anak. Begitu pula dengan Ibu Lela. Oleh karena itu sebelum pamit, saya memberikan beberapa informasi dan edukasi kepada Ibu Lela berdasarkan materi yang telah saya dapatkan terkait keamanan dan risiko persalinan di rumah. Untuk follow up selanjutnya, saya akan mengunjunginya lagi secara langsung karena mereka tidak mempunyai kontak yang bisa dihubungi. Terakhir, saya meminta izin untuk foto bersama dengan seluruh anggota keluarganya yang ternyata di rumah mereka hanya bertiga, yaitu Pak Juma, Ibu Lela, dan Amira. 



Leave A Reply