KUNJUNGAN KETIGA : Buah Hati Yang Dinantikan
Oleh : NUR AINUNNISA MANSUR | Pada : 02 Mei 2020 | Dilihat Sebanyak 542 Kali

[Jum’at, 15 Februari 2020]
Dari banyaknya rencana yang kami buat dan akhirnya kami bisa mengunjungi bu Ida serta buah hati yang selama ini di nantikan, begitupun dengan kami. Seperti biasa sebelum berkunjung ke rumah ibu Ida, kami bertemu dengan bidan Margareth untuk menanyakan kondisi ibu Ida sejauh ini di puskesmas sudiang.
Sesampainya di puskesmas sudiang, bidan Margareth mengatakan belum pernah bertemu lagi dengan Ibu Ida setelah persalinan, namun follow-up imunisasi untuk bayinya sudah di lakukan. Bidan Margareth juga menjelaskan bahwa ibu ida bermasalah dengan BPJS nya, karena sudah lama belum bayar iuran dan denda sudah bertumpuk. Setelah berbincang masalah yang di hadapi ibu Ida dan keluarga, kami pun segera berkunjung kerumah ibu Ida
Sesampainya dikediaman ibu Ida dan keluarga, kami sangat senang disambut dengan hangat oleh ibu Ida dan anak sulungnya. Kami menanyakan kabar ibu Ida dan keluarga serta meminta maaf setelah persalinan kami tidak datang mengunjungi ibu Ida.
Seperti biasa, ibu Ida mudah bergaul dan berbincang dengan kami. Dan nama buah hatinya yaitu “Syam Eshan Ramadhan Pasau”. Kami sangat ingin bertemu dengan adik Syam, tapi adik Syam sedang tertidur pulas di dalam kamar. Sedikit sedih, dikunjungan pertama kami setelah persalinan tidak bertemu dengan adik Syam. Tapi, kami mendoakan yang terbaik untuk adik Syam. Semoga bisa menjadi generasi emas yang membangun bangsa dan melanjutkan tongkat estafet perjuangan pemuda Indonesia nantinya.
Kami juga menanyakan, sejauh ini apa kendala ibu Ida, bagaimana imunisasi adik syam dan menjelaskan tentang ASI eksklusif yang harus diterima oleh adik Syam. Ibu Ida bercerita tentang penyakit hepatitis yang dideritanya. Sebenarnya ibu Ida di rujuk ke Rumah Sakit Daya untuk memberikan suntikan vaksin ke adik Syam, tapi ternyata biaya yang cukup mahal. Karena BPJS Ibu Ida sedang bermasalah dan denda yang menumpuk disertai ibu Ida tidak mempunyai waktu untuk mengurus BPJS karena suaminya juga sibuk mencari uang sebagai sopir. Kami memberitahu ke ibu Ida, akan kami cari solusi yang tepat dan mendiskusikan terlebih dahulu ke dokter pembimbing
Setelah berbincang dan mengedukasi untuk memberi ASI eksklusif ke adik Syam. Kami pun berpamitan. Sebelum itu, kami menyerahkan hadiah untuk adik Syam. Dengan senang hati dan bahagia ibu Ida menerima hadiah dari kami. Kami pun merasakan kehangatan dari Ibu Ida dan keluarga. Semoga sehat selalu. Sebelum pulang ternyata Ibu Ida menggendong adik Syam yang tertidur pulas untuk berfoto bersama. Momen yang sangat membahagiakan.