KUNJUNGAN PERTAMA : Berkenalan dan Menjadi Keluarga Baru

Oleh : NUR AINUNNISA MANSUR | Pada : 02 Mei 2020 | Dilihat Sebanyak 88 Kali

[Kamis, 30 Mei 2019]

Bulan Suci Ramadhan, bulan penuh berkah. Ya benar adanya, karena inilah awal mula kami bertemu dengan keluarga baru. Dengan adanya program 1000 hari awal kehidupan kami tidak hanya mengenal kakak ataupun adik angkatan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, tapi kami menciptakan rantai silaturahmi dengan dosen pembimbing, bidan puskesmas dan ibu hamil serta keluarganya.

Kami kelompok 219 yang terdiri dari 3 Mahasiswa Pendidikan Dokter FK UNHAS dengan angkatan yang berbeda mengontrol 1 ibu hamil (Dhea Pramesti W, angkatan 2016; Reza Maulana Sigala, angkatan 2017, Nur Ainunnisa Mansur, angkatan 2018)

Sebelum melakukan kunjungan, kami mahasiswa saling berkenalan terlebih dahulu dan mengetahui watak masing-masing serta membuat rencana kunjungan pertama. Namun, dengan kondisi angkatan 2017 dan 2018 masih disibukkan dengan perkuliahan kampus dan angkatan 2016 mempersiapkan diri untuk Kuliah Kerja Nyata, maka dari itu kakak 2016 melakukan kunjungan pertama sendiri sebelumnya ke ibu Ida dan disusul oleh kami angkatan 2017 dan 2018 pada hari kamis tanggal 30 Mei 2019.

Kami sempat khawatir dikarenakan hari ini adalah hari libur, ada kemungkinan bidan Margareth tidak ada dilokasi atau puskesmas sudiang. Tapi kami tetap menuju ke puskesmas sudiang dengan penuh harap semoga hari ini lancar dan dapat bertemu bidan dan ibu hamil kami.

Kami berencana untuk bertemu di puskesmas sudiang dengan bermodal google maps. Sesampainya disana, ternyata lokasi yang kami tuju salah. Ternyata puskesmas yang dimaksud adalah Puskesmas Sudiang di Jalan Goa Ria bukan Puskesmas Sudiang di Jl. Poros Taman Sudiang Indah. Kami tak putus asa untuk bertemu bidan Margareth dan masih bermodal google maps.

Alhamdulillah, dengan antusias kami dan doa, kami bisa bertemu bidan Margareth untuk pertama kalinya. Kami memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kami dan sedikit bercerita mengenai program 1000 hari ini. Bidan Margareth menyambut kami dengan senang dan memberikan arahan yang akan kami lakukan, serta memberikan informasi tentang ibu hamil kami.

Setelah melakukan pelaporan di Bidan Margareth, kami meminta izin untuk melakukan kunjungan pertama ke ibu hamil yang berlokasi di Asrama Haji Sudiang. Selama perjalanan, kami kebingungan mencari lokasi Ibu hamil kami, dan bertanya di warga setempat. Warga Asrama Haji Sudiang mengarahkan kami kerumah yang kami cari. Alhamdulillah, niat baik memang tidak pernah salah. Kami sangat senang, karena kami pun sampai dilokasi yang kami tuju

Kedatangan kami disambut begitu baik olehnya. Awal nya kami khawatir tentang rumah Ibu Ida, apakah layak huni atau tidak. Dan terjawablah sudah, kami lega sekaligus senang karena rumah Ibu Ida rumah batu sederhana yang memang layak huni. Rumah ini dihuni oleh 4 anggota keluarga yang terdiri yaitu Suami, dan 2 orang anaknya. Saat ini Ibu Ida hamil anak keempat dan telah memasuki trimester kedua usia 15 minggu, 1 orang anaknya meninggal dunia. Kami sedih mendengar cerita ibu Ida. Awal pertemuan itu, suaminya sedang bekerja dan beliau ditemani oleh 2 orang anaknya. Suaminya sibuk bekerja sebagai sopir mobil di tempat teman suami ibu Ida.

Kemudian, kami pun memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan kami mengunjungi beliau. dan ternyata Alhamdulillah beliau telah mengetahui program 1000 hari kehidupan ini dari bidan Margareth, sehingga tak butuh lama bagi kami mengawali perbincangan ini, Kami pun memulai wawancara terkait program 1000 hari kehidupan ini. Ibu Ida tidak sungkan menceritakan tentang keluarganya, menceritakan anak sulungnya akan memasuki SMP olahraga, karena ia sangat gemar olahraga. Kami antusias mendengarkan kisah ibu Ida, dan juga mencari tahu apa kendala ibu Ida selama ini dan selama hamil. Kondisi ekonomi yang tidak begitu baik, tidak mematahkan semangat Ibu Ida untuk melanjutkan hidup walaupun banyak hal yang sudah ia lalui bersama keluarganya. Keramahan dan senyuman yang mengiringi perbincangan kami, membuat beliau merasa nyaman menjawab, menuturkan kata sesuai dengan apa yang sebenarnya tanpa adanya paksaan dari siapapun, menceritakan segala kehidupan suka duka beliau kepada kami layaknya keluarga sendiri.

Tidak terasa wawancara telah berakhir, kami pun pamit pulang dan menjelaskan bahwa kami akan sering-sering menanyakan kabar ibu Ida. Semoga ibu Ida merasa nyaman dengan kami, dan Ibu Ida menyampaikan rasa terima kasih karena dengan adanya program 1000 hari kehidupan mendapatkan keluarga baru.



Leave A Reply