MENGUKIR JEJAK PERTAMA MENGAWAL CALON GENERASI EMAS

Oleh : RISMA RESKANANGA G | Pada : 29 November 2014 | Dilihat Sebanyak 321 Kali

Hari ini adalah hari pertama saya akan bertemu dengan ibu Sri Ramadani yang merupakan ibu hamil yang tidak pernah saya kenal sebelumnya. rasa deg-degan sih pasti ada entah mau bilang apa dan mau memulai dari mana. :D Penjejakanpun dimulai, dari Daya menuju ke Batua Raya. saya cukup bingung sih batua raya itu dimana yah??? maklum saya bukan asli makassar. tapi saya mencoba memberanikan diri menelusuri macetnya jalan perintis kemerdekaan tambah lagi macet bagian adipura, sesampainya di jalan batua raya saya tidak tahu batua raya IX itu yang mana? memangnya ada yah?? karena sangat kebingungan saya bertanya pada tante-tante dipinggir jalan, lucunya jalan batua raya IX itu adalah bagian dimana saya singgah bertanya. sesudah itu saya cari rumah Ibu Sri Ramadani.

Ini adalah awal saya menginjakkan kaki pada daerah yang bernama Batua Raya. Saya cukup pesimis melihat kondisi rumah-rumah yang ada di sini, bangunannya tinggi-tinggi, elit, dan cukup mewah, jadi saya berpikir mungkin ibu hamil yang saya dapat ini adalah orang yang mampu. Saya mencoba menelpon ibu Sri Ramadani kemudian beliau menjelaskan jalan menuju ke rumahnya. Tadi ibu Sri Ramadani bilang kalau rumahnya itu masuk lorong kecil, tapi saya cari-cari ko’ tidak ada yah??? Hmmm dan ternyata lorong yang dimaksud luar biasa kecilnya, memang sangat kecil, motor saja sulit untuk melewatinya, pantas saja saya tidak melihatnya. Yah saya telusuri lorong yang sangat kecil itu. Ternyata rumahnya seperti ada pada gambar. Yah cukup memprihatinkan juga ternyata diantara tingginya bangunan dan mewahnya rumah-rumah di sini ada juga rumah sederhana, sempit, dan kecil seperti ini. Ini seperti hidup ditengah-tengah keindahan fatamorgana, indah memang jika menatap keatas, tapi sayangnya semua yang dia lihat bukan miliknya. Mungkin seperti itu gambarannya.

Setelah selesai bertanya dan berkenalan dengan ibu Sri Ramadani dan suaminya Pak Darwis, saya cukup bersyukur ibu hamil yang saya dapat sangat baik. Tapi yang membingungkan sekarang saya harus memanggilnya apa? Ibu? Kakak? Atau apa yah??? Kalau saya panggil dia ibu rasanya sangat ketuaan karena saya dan ibu Sri Ramadani umurnya hanya selisih 2 tahun, tapi kalau panggil kakak, rasanya juga gak enak, kan dia akan jadi ibu angkat saya. Yahh entahlah, problema datang berkali-kali pada kunjungan pertama ini. But, it’s so enjoyable.

Aku senang dengan kegiatan 1000 HARI KEHIDUPAN, karena dari kegiatan ini saya bisa menemukan keluarga kecil yang baru dalam perjalanan baru hidup ku. Mudah-mudahan saya bisa mendampingi keluarga ini hingga lahirnya seorang calon pemimpin masa depan bangsa dan seterusnya. Dan saya berharap pertemuan ini dapat mengajarkan saya bagaimana hidup yang sederhana, hidup ditengan sulitnya hidup, dan hidup dari apa yang memang harus membuat kita berjuang untuk tetap hidup.

 



Leave A Reply