KUNJUNGAN_PERTAMA_SANG_PENGAWAL_KEHIDUPAN

Oleh : ASLAM ACHMAD | Pada : 29 November 2014 | Dilihat Sebanyak 282 Kali

ibu sri wahyuni adalah ibu dari keluarga yang sederhana. kesehariannya adalah sebagai seorang ibu rumah tangga. mengurusi anak anaknya yang masih kecil. saat ini ibu sri wahyuni bersama dengan suami keduannya karena suami pertamanya telah meninggal. ibu sri wahyuni lahir pada tanggal 20 maret 1989. dia menikah pertama kali pada usia 18 tahun dengan suami pertamannya. suami keduanya Ramos Daeng Laja baru kini bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan yang tidak menentu tiap bulannya. saat ini Pak Ramos Daeng Laja kini berusia 18 tahun. lahir tanggal 22 agustus 1996. saat ini ibu sri wahyuni sedang berada di kera kera unhas bersama dengan keluarga besarnya termasuk suaminya karena suaminya sedang mengerjakan bangunan. dibangunan tersebut mereka tinggal dengan sangat sederhana. terbentuk sebuah gubuk kecil didalam bangunan yang mereka kerjakan berlantaikan dan berdindingkan tripleks. ketika anaknya bermain kesana kemari sembari sesekali membantu ayah dan keluarganya yang lain mengerjakan konstruksi bangunan tersebut. anak pertamanya telah berusia 7 tahun. ibunya sangat ingin menyekolahkan anaknya tersebut. namun terkendala biaya. saya melihat ada bakat pada anak tersebut. karena pada salah satu stand pada acara 1000 hari kehidupan, anak tersebut menyusun ulang puzzle yang di berikan dengan sangat mudah. dan saya yakin jika anak ini diberi bimbingan dan ilmu tambahan maka dia bisa mengubah masa depannya menjadi lebih cerah. kedua anak anaknya yang lain juga mengisi kesehariannya dengan bermain disekitar bangunan tempat ayahnya bekerja. salah satu ibu dari keluarga tersebut ikut membantu saya dalam menjelaskan program ini, karena sebelumnya ibu tersebut pernah mengikuti kegiatan seperti ini. dia sangat mendukung kegiatan ini dan menurutnya kegiatan ini sangat bermanfaat dan sangat berguna bagi mereka. 

SEBUAH penemuan mengejutkan tentang tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia bak sebuah ’’tamparan keras’’. Baru-baru ini, WHO merilis bahwa setiap tahun ada sekitar 20.000 ibu Indonesia yang meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Sebanyak 259 ibu meninggal dunia pada setiap 100.000 kelahiran hidup.
 Angka itu meupakan sepuluh kali lipat dari AKI di Malaysia (19) dan Sri Lanka (24). Pemerintah pun tak tinggal diam, berbagai usaha dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 ribu kelahiran hidup pada tahun 2015.  
Menurut WHO, kematian ibu (maternal death) adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.  
Ada dua klasifikasi penyebab kematian ibu saat melahirkan atau melakukan proses persalinan, yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung berhubungan dengan komplikas obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas (post-prartum).  
Sedangkan penyebab tidak langsung lantaran penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama masa kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstretik. Penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan.  
Sebagain besar AKI disebabkan oleh penyebab langsung. Berikut adalah lima besar penyebab kematian ibu menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta: 
1. Pendarahan 
Sebanyak 20-50 persen kematian ibu disebabkan perdarahan yang tidak terkontrol. Ini merupakan situasi yang paling serius. Biasanya terjadi saat kehamilan, persalinan atau setelah persalinan (nifas). Perdarahan saat nifas (post partum) menyebabkan ibu kehilangan darah lebih dari 1000 mL. Komplikasi dari perdarahan post-pratum termasuk hipotensi ortostastistik, kelelahan, dam anemia. 
2. Eklampsia
Tanda-tanda eklampsia adalah gagal ginjal, kejang dan koma saat kehamilan atau pasca melahirkan yang bisa menyebabkan kematian. Biasanya terjadi setelah trisemester ketiga kehamilan, sebagain besar terjadi saat persalinan dan 48 jam pertama setelah melahirkan. 
3. Sepsis 
Sepsis Maternal adalah infeksi bakteri yang parah yang terjadi di uterus (rahim) dan terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Bakteri penyebab utama penyakit ini adalah Group A Streptococcus (GAS) yang masuk ke tubuh melalui kulit atau jaringan yang rusak saat melahirkan. Pasien bisa terkena sepsis jika kurangnya standar kebersihan selama proses persalinan, atau infeksi penyakit menular seksual yang tidak diobati selama kematian.  
4. Infeksi 
Infeksi merupakan kelompok penyebab kematian ibu secara tidak langsung. Infeksi ini biasanya berupa malaria, tuberkulosis dan hepatitis. Malaria merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan bisa dicegah dengan obat-obatan serta perangkat antinyamuk.  
Sedangkan tuberkulosisi adalah infeksi basil tuberculosisi. Dapat disembuhkan dengan obat-obatan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol. Hepatitis adalah penyakit akibat infeksi virus Hepatitis yang menyerang fungsi hati. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi, dan sanitasi yang lebih baik. 
5. Gagal Paru 
Gagal paru merupakan kegagalan pernapasan akut yang berisiko tinggi menimbulkan kematian. Penyebabnya karena embolisme paru (pulmonary embolism) yang terjadi setelah proses persalinan. 
Diperkirakan lebih dari 80 ribu bayi baru lahir meninggal dunia di Indonesia setiap tahun. Umumnya bayi yang meninggal di bawah usia satu tahun, terjadi pada 28 hari pertama kehidupan atau masa neonatus. 

Dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, disebutkan bahwa angka kematian bayi di Tanah Air sekitar 32 per 1.000 kelahiran hidup.  Selain itu, SDKI juga mengungkap bahwa lebih dari tiga perempat kematian bayi di masa neonatus disebabkan faktor-faktor berikut ini:

1. Kesulitan bernapas (asfiksia).
Menurut Direktur Bina Kesehatan Anak, dr. Kirana Pritasari, MQIH, asfiksia atau gangguan pernapasan adalah salah satu kejadian yang sulit diantisipasi oleh para dokter. Hal ini disebabkan adanya gangguan susunan saraf pusat yang mengakibatkan paru-paru gagal bernapas.

2. Infeksi dan komplikasi lahir dini.
Indonesia menjadi negara dengan angka kematian ibu terbesar di Asia Tenggara. Sedikitnya ada sekitar 10.000 ibu meninggal akibat komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan melahirkan.

Sekitar 18 persen kematian ibu hamil berhubungan erat dengan kematian bayi baru lahir. Ini disebabkan karena komplikasi persalinan seperti infeksi dan partus macet. Partus macet adalah persalinan yang mengalami kemacetan atau berjalan lebih dari 24 jam pada wanita yang melahirkan untuk pertama kali, dan 18 jam untuk wanita yang melahirkan kedua kalinya.

Sementara infeksi dan komplikasi lahir dini pada neonatus dapat pula disebabkan karena usia bayi yang kurang bulan, harus segera dikeluarkan dari rahim, dan kondisi tertentu lainnya, seperti infeksi atau peradangan dalam rahim sang ibu.

Infeksi pada neonatus juga dapat disebabkan karena peralatan yang tak steril selama persalinan, terutama saat pemotongan tali pusar. Namun hal ini jarang terjadi di kota-kota besar.
3. Berat badan lahir rendah.
Menurut dr. Kirana Pritasari, wanita hamil berusia di bawah 20 tahun dan wanita hamil di atas 35 tahun rentan melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Hal ini berkaitan dengan kurangnya asupan nutrisi dan kesehatan ibu selama masa kehamilan. 

tujuan kita adalah mengurangi kejadian kejadian diatas. sehingga bayi yang akan lahir tersebut akan lahir dengan sehat, sempurna dan selamat. inilah tujuan kita. sebagai perpanjangan tangan Allah untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi pada masa awal kehidupan sang bayi. 
a story from the life's guardian



Leave A Reply