Diary #1: Pencarian dan Perkenalan dengan Hasmira
Oleh : FITRIANI | Pada : 29 November 2014 | Dilihat Sebanyak 227 Kali
Hari Kamis, 20 November 2014, saya bersama teman-teman menuju ke Puskesmas Tamalanrea yang berada di BTP untuk hunting ibu hamil. Kami berangkat kesana dari jam 8 pagi. Oleh dr. Kepala Puskesmas kami ditunjukkan data ibu-ibu hamil yang pernah melakukan pemeriksaan disana. Mata saya terpaku pada sebuah nama yang ada di urutan ke-19. Namanya Hasmira dan berumur 19 Tahun, di kertas itu tertulis alamatnya di BTP Blok AB No. 55.
Kami pun bersama-sama pergi ke alamat ibu hamil yang kami pilih ditemani oleh seorang petugas puskesmas, benama Suster Wati. Singkat cerita akhirnya saya sampai di alamat yang saya tuju. Ternyata tidak saya temui seseorang yang bernama Hasmira di rumah tersebut. Setelah saya bertanya pada salah seorang ibu yang mempunyai warung di sekitar situ. Saya mendapati bahwa memang pernah seseorang yang bernama Mira tinggal disitu, namun orangnya sudah pindah. dengan sedikit kecewa saya pun melangkah dari rumah tersebut. Saya pun menemani teman saya, Ave, untuk mencari ibu hamilnya. Ternyata ibu hamil Ave adalah tante dari Hasmira. Akhirnya kami menemukan keduanya di rumah ibu dari Hasmira dan ternyata dia sekarang tinggal disana, masih di seputar kompleks AB. Kondisi rumah keluarga Mira cukup memprihatinkan. Rumah kecil semipermanen itu dindingnya dari kayu yang terlihat rentan.
Setelah memperkenalkan diri dan sedikit program 1000 hari kehidupan yang diselenggarakan FK Unhas, saya menanyakan apakah ia bersedia untuk mengikuti program tersebut. Tak perlu menunggu lama, dia menyatakan kesediaannya. Pada awalnya saya memanggilnya dengan sebutan Kak, tapi lucunya ternyata Mira masih berumur 16 Tahun dan akhirnya malah dia yang memanggilku Kak :D
Di kehamilannya yang masih berusia 4 bulan, ternyata Mira pernah memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas selama satu kali. Bukan bermaksud untuk kepo, namun saya tidak melihat keberadaan suaminya jadi saya menanyakannya. Ternyata suami Mira tidak sedang berada di Makassar, melainkan di Sorong ( Papua ) untuk merantau. Disana dia bekerja sebagai penjual gorengan. Jadi, Mira tinggal bersama kedua orang tuanya.
Mira mengaku pada awal kehamilan sering merasa mual atau morning sickness, namun sekarang tidak dirasakan lagi. Tapi kadang-kadang ia merasa kram pada kakinya, sehingga ia pernah diberikan obat dari puskesmas untuk itu.
Di akhir kunjungan, saya meminta Mira untuk tidak sungkan bercerita kepada saya jika ada ditemuinya masalah sepanjang kehamilannya. Sehingga saya bisa mengkomunikasikan keluhan tersebut kepada mentor atau supervisor yang lebih mengerti. Tak lupa saya mengatakan akan memantau dan berkunjung setiap bulan.