Kunjungan Pertama 1000 Hari Kehidupan Kawal Generasi
Oleh : N. M. RIFAI | Pada : 29 November 2014 | Dilihat Sebanyak 250 Kali
Pengalaman saya mengawal generasi kehidupan dimulai dari kunjungan saya ke rumah Ibu Nurhikmah, Ibu hamil yang akan saya kawal. Tanggal 20 November 2014, saya memulai mencari alamat rumah Bu Nurhikmah yang sebelumnya saya hubungi terlebih dahulu. Rumahnya terletak di Jl. Borong Raya Baru No.14. Sebenarnya alamat rumahnya tidak terlalu susah untuk ditemukan namun karena saya bukan orang asli Makassar sehingga saya kesulitan menemukan alamat dari bumil saya. Melawan macet dan berkali kali salah jalan dan alamat, tidak menyurutkan niat saya untuk terus mendapatkan alamat rumahnya. Akhirnya pada pukul 10.00 saya sampai dirumahnya. Rumah panggung yang pondasinya tidak rata dan rapuh, dan ternyata dia juga masih menumpang di rumah mertuanya. Saya disambut baik ketika memasuki rumahnya. Sempit dan pengap, itulah kesan pertama saya memasuki rumahnya. Namun iya terlihat baik baik saja.
Kemudian saya mulai bercengkrama dengan dia. Ternyata umurnya baru 17 tahun. Mama mini, sebutan yang sering saya dengar ketika mendapatkan ibu hamil dengan umur yang sangat muda. Namun saya melihat naluri keibuan yang besar terpancar dari wajahnya. Saat itu suaminya juga berasa di rumah dan saya juga mengobrol dengannya. Umurnya 20 tahun dan bekerja sebagai tukang sampah. Mereka memang menikah di usia muda. Orang tua suaminya masih bekerja namun saya tidak sempat menanyakan apa pekerjaannya.
Awalnya saya tidak tau mau memanggil bumil saya dengan sebutan apa. Adek kah atau Ibu. Namun saya lebih memilih memanggilnya dengan sebutan Ibu. Bu Hikmah, akrabnya, rajin memeriksakan kandungannya muali dari umur kehamilan 2 bulan. Sampai sekarang umur kehamilannya sudah menginjak 7 bulan, dan dia masih rajin memeriksakan kandungannya di puskesmas. Hehamilannya merupakan kehamilan pertama di keluarga kecilnya. Jadi dia bersemangat untuk mengikuti program ini dan alhamdulillah suaminya juga memberikan izin istrinya ikut program 1000 Hari Kehidupan ini. Bu Hikmah sejauh ini tidak memiliki keluhan yang berarti selain sakit bagian panggul dan kaki yang bengkak dimana hal itu memang normal bagi ibu hamil. Ia mengatakan tiap pagi ia sering jalan jalan disekitar rumahnya dan tetap mengerjakan tugas rumah ringan. Saya menilai bahwa Bu Hikmah dan suaminya, Pak Syahrul, memang betul-betul memperhatikan kehamilan pertama Bu Hikmah ini. Sehingga saya juga tidak terlalu berat dan banyak menjelaskan. Dan walaupun dengan ekonomi yang pas-pasan, Pak Syahrul tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi istrinya. Ketika saya menjelaskan tentang bagaimana kehamilan yang baik dan mengontrol kehamilan, Mereka sangat serius memdengarkan dan terus bertanya sehingga saya sempat kewalahan menjawabnya. Namun itu pertanda bagus bahwa mereka benar-benar ingin tahu. Saya mengerti alasannya karena ini adalah calon anak pertama mereka. Insyaallah.
Mengakhiri kunjungan tersebut, saya berharap Bu Hikmah tetap menjalankan aktivitas sebelumnya yang ia lakukan dan tetap mempertahankan kebiasaan baiknya. Insyaallah saya akan betul-betul berusaha mengawal kehamilan Bu Hikmah sampai anaknya lahir dan tumbuh besar.