LASKAR PELANGI

Oleh : IIN SAKINA L. | Pada : 29 November 2014 | Dilihat Sebanyak 292 Kali

1000 hari kawal generasi !!!

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin kembali mengadakan program 1 Bayi 1 Mahasiswa 1000 hari kehidupan yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian anak dan ibu melahirkan. Lebih baik dari tahun sebelumnya, tahun ini mahasiswa baru yang menjadi ujung tombak keberhasilan program ini didampingi oleh mentor-mentor yang telah mendapatkan bimbingan sebelumnya, kakak-kakak mentor itu sendiri tak hanya bertindak sebagai mentor itu sendiri tapi juga selayaknya kakak kandung yang dapat menjadi teman berbagi. dan konsultasi masalah, termasuk masalah pribadi.

Bicara tentang bagaimana saya menemukan ibu hamil saya dan saat kunjungan pertama menjadi pengalam menarik dalam hidup saya.

Rabu, 19 November 2014

Sebelumnya saya berpikir untuk menghubungi dan mengunjungi ibu hamil yang telah ditentukan oleh fakultas, tapi melihat tempat tinggalnya yang cukup jauh, akhirnya saya memutuskan untuk hunting di sekitar pemukiman saya, kebetulan sekali saat hendak berbelanja di toko samping rumah, pemilik toko mengetahui seorang tetangga yang hamil dengan kondisi sesuai syarat yang ditentukan. Seperti kata orang "jodoh memang tak kemana" malam itu calon ibu hamilku pun mengunjungi toko tersebut, setelah memberi penjelasan panjang lebar, karena usianya yang masih cukup dini dan ini merupakan kehamilan pertamanya, ia jadi takut mengambil keputusan, dan meminta saya menunggu hingga besok, karena ingin meminta pendapat ibunya yang saat ini tidak ada di rumah.

Kamis, 20 November 2014

Di pagi hari yang cerah, dengan cukup percaya diri, saya melangkahkan kaki untuk mengunjungi rumah calon ibu hamil saya dan memberi penjelasan pada ibunya. Setelah memberi penjelasan singkat karena waktu yang terbatas (ibunya ibu hamil saya harus bekerja), saya akhirnya mendapatkan jawaban yang cukup mengecewakan, katanya “sepulang kerja, akan saya diskusikan dengan suami saya” . Lebih mengecewakan lagi, setelah menunggu hingga sore, sebuah pesan singkat masuk di handphone saya, tertulis “maaf, tidak bisa” , betapa kecewanya hingga muncul dibenak saya “mungkinkah, ibu hamil ini bukan jodohku” , dengan segera kuceritakan peristiwa buruk ini pada kakak mentor saya, dia pun memberi saran untuk mengunjunginya kembali dan memberi penjelasan yang lebih baik, bermodalkan jas almamater UNHAS, kukumpulkan kembali semua kepercayaan diriku dan melangkahkan kaki ke rumah ibu hamil binaanku, kebetulan sekali saat saya datang ada ibu hingga adiknya, setelah member penjelasan panjang lebar dan mecoba meyakinkan tujuan baik dari program ini, keluarga ibu hamil saya akhirnya mengerti dan setuju untuk berpartisipasi dalam program ini

Dari pengalaman saya ini, saya mengetahui betapa perlunya komunikasi efektif agar orang lain mengerti maksud baik kami.



Leave A Reply