Kunjungan 2 P2KD III : Edukasi Laktasi dan Imunisasi
Oleh : DIVINA PUTI LENGGOGENI | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 1 Kali
Kunjungan kedua P2KD III dilaksanakan pada tanggal 25 November 2025 dengan tujuan memberikan edukasi laktasi dan imunisasi sebagai bagian dari upaya pemantauan dan peningkatan kesehatan bayi.
Pada kunjungan ini, saya memberikan edukasi mengenai menyusui, khususnya terkait pentingnya pemberian ASI bagi bayi. Saya menjelaskan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi lengkap, antibodi, serta faktor pelindung yang berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mencegah infeksi, dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan yang optimal. Saya juga menekankan pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, dilanjutkan dengan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih dengan makanan pendamping ASI.
Selain itu, saya menjelaskan secara rinci mengenai teknik perlekatan menyusu yang benar. Saya menyampaikan bahwa perlekatan yang baik ditandai dengan mulut bayi terbuka lebar, sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, dagu bayi menempel pada payudara ibu, serta posisi kepala dan tubuh bayi berada dalam satu garis lurus. Saya juga menjelaskan bahwa perlekatan yang benar dapat membantu bayi menyusu lebih efektif, mencegah puting lecet, serta meningkatkan produksi ASI. Saya juga memberikan edukasi mengenai hal-hal yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah menyusui. Sebelum menyusui, ibu dianjurkan untuk mencuci tangan, memastikan posisi menyusui nyaman bagi ibu dan bayi, serta menenangkan bayi terlebih dahulu. Setelah menyusui, ibu dianjurkan untuk menyendawakan bayi guna mencegah kembung, membersihkan area payudara jika diperlukan, serta memperhatikan tanda-tanda bayi sudah kenyang, seperti melepas puting dengan sendirinya dan terlihat lebih tenang.
Selain edukasi laktasi, saya juga memberikan edukasi mengenai imunisasi. Saya menjelaskan bahwa imunisasi bertujuan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit menular berbahaya, seperti, hepatitis B, difteri, pertusis, tetanus, polio, dan campak. Saya menjelaskan secara garis besar jadwal imunisasi dasar, yaitu imunisasi yang diberikan sejak bayi baru lahir hingga usia 12 bulan sesuai dengan usia dan ketentuan yang telah ditetapkan. Saya menekankan pentingnya ketepatan jadwal imunisasi agar perlindungan terhadap penyakit dapat optimal dan mencegah terjadinya wabah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Selama kunjungan berlangsung, ibu juga memperlihatkan beberapa alat kesehatan yang dimilikinya, seperti alat pengukur suhu tubuh, yang digunakan untuk memantau kondisi kesehatan bayinya di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa ibu memiliki kepedulian dan kesadaran yang baik terhadap kesehatan bayinya serta aktif dalam melakukan pemantauan mandiri. Kunjungan berjalan dengan baik dan komunikatif. Ibu tampak antusias, aktif bertanya, dan terbuka dalam menerima informasi yang diberikan. Dari kunjungan ini, saya merasa kemampuan komunikasi dan edukasi kesehatan saya semakin berkembang, meskipun saya menyadari masih perlu terus belajar agar dapat menyampaikan materi kesehatan secara lebih jelas, terstruktur, dan sistematis.
