Kunjungan 1 P2KD III : Pemantauan Kondisi Ibu dan Bayi serta Edukasi Buku KIA

Oleh : DIVINA PUTI LENGGOGENI | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 5 Kali

Kunjungan pertama dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2025 dengan tujuan untuk menjalin hubungan awal dengan ibu, mengetahui kondisi ibu dan bayi pasca persalinan, serta menggali riwayat persalinan dan kesehatan bayi.

Pada kunjungan ini, saya melakukan pendekatan awal dengan cara bercengrama santai bersama ibu. Ibu tampak terbuka dan nyaman dalam menyampaikan kondisi dirinya maupun bayinya. Saya menanyakan kabar ibu dan bayi serta mendengarkan cerita mengenai proses persalinan yang telah dialami.

Ibu berusia 38 tahun dan melahirkan secara normal pada tanggal 1 Maret 2025 sekitar pukul 05.30 WITA, lebih cepat dari perkiraan persalinan yang seharusnya pada tanggal 24 Maret 2025. Bayi sempat dirawat di inkubator selama satu minggu setelah lahir.

Saya menanyakan adanya keluhan atau masalah selama persalinan hingga saat ini. Ibu menyampaikan bahwa bayinya pernah mengalami demam, namun kondisi tersebut telah ditangani dengan baik menggunakan obat penurun panas sesuai anjuran dokter, dan saat ini bayi dalam kondisi baik.

Pada kesempatan ini, saya juga memberikan edukasi mengenai buku KIA. Saya menjelaskan bahwa Buku KIA berfungsi sebagai alat pemantauan kesehatan ibu dan anak secara berkelanjutan, mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga tumbuh kembang anak. Saya menjelaskan secara garis besar isi Buku KIA, termasuk bagian pemantauan kesehatan ibu, catatan pertumbuhan dan perkembangan bayi, jadwal imunisasi, serta tanda bahaya yang perlu diperhatikan. Saya menekankan pentingnya pemantauan rutin dan tidak melewatkan pemeriksaan serta pencatatan pada Buku KIA agar kondisi kesehatan ibu dan bayi dapat terpantau dengan baik.

Secara keseluruhan, kunjungan berjalan dengan lancar dan baik. Ibu sangat terbuka dan aktif dalam bercerita sehingga memudahkan proses penggalian informasi. Dari kunjungan ini, saya belajar bahwa membangun komunikasi yang nyaman dan empatik sangat penting agar ibu tidak ragu dalam menyampaikan kondisi kesehatan dirinya maupun bayinya.



Leave A Reply