Kunjungan Kedua P2KD III : Edukasi KB dan Buku KIA dalam Program 1000 Hari Pertama Kelahiran
Oleh : TITI TRIANI FIJRI | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 1 Kali
Pada kunjungan kedua saya ke ibu dan bayi damping, saya kembali melakukan pendekatan komunikasi dengan ibu untuk menciptakan suasana yang nyaman sebelum memulai kegiatan. Fokus utama kunjungan ini adalah pemberian edukasi mengenai keluarga berencana (KB) serta edukasi terkait Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA), mengingat buku tersebut memiliki peran penting dalam pemantauan kesehatan ibu dan bayi.
Saya memulai kegiatan dengan menggali pemahaman ibu mengenai keluarga berencana, termasuk tujuan KB dan manfaatnya bagi kesehatan ibu serta tumbuh kembang anak. Dari hasil wawancara, ibu sudah memiliki gambaran umum mengenai KB, namun belum sepenuhnya memahami pilihan metode kontrasepsi yang sesuai untuk ibu menyusui. Oleh karena itu, saya memberikan edukasi mengenai pentingnya keluarga berencana dalam mengatur jarak kehamilan, menjaga kondisi kesehatan ibu, serta mendukung perawatan anak secara optimal. Saya juga menjelaskan secara singkat beberapa metode KB yang aman digunakan pada masa menyusui dan menekankan pentingnya konsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum menentukan pilihan KB yang tepat.
Selanjutnya, saya memberikan edukasi mengenai Buku KIA. Pada sesi ini, ibu menyampaikan bahwa Buku KIA miliknya hilang sehingga belum dapat digunakan sebagai media pencatatan dan pemantauan kesehatan ibu dan bayi. Berdasarkan permasalahan tersebut, saya menjelaskan kembali fungsi dan manfaat Buku KIA, antara lain sebagai alat pencatatan riwayat kesehatan ibu dan anak, jadwal imunisasi, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta sebagai sumber informasi mengenai perawatan bayi dan tanda bahaya yang perlu diwaspadai.
Saya juga memberikan penjelasan kepada ibu mengenai langkah yang dapat dilakukan apabila Buku KIA hilang, yaitu dengan melaporkan kehilangan tersebut kepada petugas kesehatan di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan Buku KIA pengganti. Saya menekankan pentingnya menjaga dan menyimpan Buku KIA dengan baik ke depannya, serta selalu membawanya setiap kali melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan agar data kesehatan ibu dan bayi dapat tercatat secara lengkap dan berkelanjutan.
Di akhir kunjungan, saya memastikan kembali bahwa ibu memahami edukasi yang telah diberikan, baik terkait keluarga berencana maupun pentingnya Buku KIA. Ibu tampak memahami pentingnya perencanaan kehamilan serta menyadari peran Buku KIA dalam pemantauan kesehatan ibu dan bayi. Saya juga mendorong ibu untuk segera mengurus penggantian Buku KIA yang hilang dan tidak ragu untuk bertanya kepada tenaga kesehatan apabila membutuhkan informasi lebih lanjut. Dengan adanya edukasi ini, diharapkan ibu dapat lebih optimal dalam menjaga kesehatan dirinya dan bayinya serta memanfaatkan Buku KIA sebagai pedoman perawatan dan pemantauan kesehatan ke depannya.
