Kunjungan Pertama P2KD III : Edukasi Manajemen Laktasi dalam Program 1000 Hari Pertama Kelahiran

Oleh : TITI TRIANI FIJRI | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 1 Kali

Pada kunjungan pertama saya ke ibu dan bayi damping pada pagi hari, saya memulai kegiatan dengan melakukan anamnesis secara menyeluruh untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai kondisi ibu dan bayi. Anamnesis ini difokuskan pada riwayat menyusui, pola pemberian ASI, serta pemahaman ibu mengenai perawatan bayi, termasuk aspek kesehatan dan pencegahan penyakit. Saya juga menggali informasi terkait pengalaman ibu selama menyusui, kendala yang pernah dialami, serta pengetahuan ibu mengenai imunisasi pada bayi.

 

Berdasarkan hasil wawancara, saya menemukan bahwa ibu telah melakukan praktik menyusui dengan cukup baik. Ibu sudah memahami posisi menyusui yang benar, perlekatan yang tepat, serta mampu mengenali tanda-tanda bayi ketika merasa lapar dan kenyang. Ibu juga menyampaikan bahwa bayi dapat menyusu dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesulitan selama proses menyusui. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum manajemen laktasi yang dilakukan ibu sudah berada pada jalur yang benar.

 

Selanjutnya, saya melakukan observasi langsung terhadap posisi bayi dan teknik menyusui yang diterapkan oleh ibu. Dari hasil pengamatan, posisi ibu dan bayi sudah sesuai dengan prinsip menyusui yang benar, perlekatan mulut bayi sudah optimal, dan ibu tampak nyaman selama proses menyusui. Tidak ditemukan kesalahan berarti dalam teknik laktasi yang dilakukan. Oleh karena itu, saya memberikan apresiasi kepada ibu atas upaya dan perhatian yang telah diberikan dalam memberikan ASI, karena hal tersebut sangat berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal.

 

Meskipun demikian, saya tetap memberikan edukasi tambahan mengenai manajemen laktasi, seperti pentingnya menjaga kenyamanan ibu selama menyusui, mengatur posisi tubuh agar tidak menimbulkan nyeri, serta memastikan bayi berada dalam kondisi nyaman dan tenang saat menyusu. Saya juga mengingatkan ibu untuk terus memperhatikan tanda-tanda lapar dan kenyang pada bayi agar pemberian ASI dapat berjalan secara efektif dan sesuai kebutuhan bayi.

 

Selain edukasi manajemen laktasi, saya juga memberikan edukasi mengenai pentingnya imunisasi pada bayi sebagai upaya pencegahan penyakit menular yang dapat berdampak serius pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Dalam proses edukasi ini, saya menemukan bahwa kendala utama yang dihadapi adalah masih adanya kesenjangan pengetahuan ibu mengenai manfaat dan urgensi imunisasi. Ibu masih memiliki pemahaman yang terbatas terkait fungsi imunisasi, jadwal pemberian, serta dampaknya terhadap daya tahan tubuh bayi.

 

Oleh karena itu, saya menjelaskan secara perlahan dan sederhana mengenai tujuan imunisasi, jenis-jenis imunisasi dasar yang perlu diberikan, serta manfaat jangka pendek dan jangka panjang imunisasi bagi kesehatan bayi. Saya juga menekankan bahwa imunisasi merupakan langkah penting dalam melindungi bayi dari berbagai penyakit yang dapat dicegah. Setelah diberikan penjelasan, ibu tampak lebih memahami dan mulai menunjukkan sikap yang lebih terbuka terhadap pentingnya imunisasi bagi bayinya.

 

Di akhir kunjungan, saya memastikan kembali bahwa ibu memahami seluruh edukasi yang telah diberikan, baik terkait manajemen laktasi maupun imunisasi. Saya juga mendorong ibu untuk tidak ragu bertanya apabila masih terdapat hal-hal yang belum dipahami. Dengan pendekatan edukatif ini, diharapkan ibu menjadi lebih percaya diri dalam merawat bayinya serta memiliki kesadaran yang lebih baik terhadap pentingnya imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang anak.

 



Leave A Reply