KUNJUNGAN KEEMPAT BERSAMA IBU NUR INTAN ANDRIYANI DALAM RANGKA EDUKASI TERKAIT PEMERIKSAAN FISIK BAYI
Oleh : WIDYA SRI WULANDARI A. TAHERONG | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 2 Kali
Pada kegiatan pemeriksaan fisik dasar bayi, saya melakukan pengukuran suhu tubuh serta pemeriksaan denyut dan irama jantung untuk menilai kondisi kesehatan bayi secara umum. Suhu tubuh bayi yang diperoleh adalah 36,8°C, yang berada dalam batas normal. Saya menjelaskan kepada ibu bahwa suhu tubuh bayi dikatakan normal apabila berada pada kisaran 36,5–37,5°C. Apabila suhu tubuh berada di atas kisaran tersebut, bayi dapat dikatakan mengalami demam, sedangkan suhu di bawah batas normal dapat mengindikasikan hipotermia dan memerlukan perhatian lebih lanjut.
Selain itu, saya juga melakukan pemeriksaan denyut jantung bayi menggunakan stetoskop. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantung bayi berada dalam batas normal dengan irama yang teratur. Kepada ibu, saya menjelaskan bahwa denyut jantung bayi dikatakan normal apabila berada pada kisaran 120–160 kali per menit saat bayi dalam kondisi tenang. Denyut jantung yang terlalu cepat atau terlalu lambat, serta irama yang tidak teratur, dapat menjadi tanda adanya gangguan dan perlu diperiksakan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan.
Meskipun hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi bayi dalam keadaan baik, saya menyadari bahwa proses pemeriksaan perlu dilakukan dengan cepat dan hati-hati. Bayi cenderung sensitif terhadap suara sehingga mudah terbangun, sehingga kecepatan dan ketenangan dalam pemeriksaan menjadi sangat penting agar bayi tetap nyaman.
Pemeriksaan refleks pupil tidak sempat dilakukan karena keterbatasan alat berupa tidak tersedianya penlight. Saya menjelaskan kepada ibu bahwa refleks pupil dikatakan normal apabila pupil mengecil saat terkena cahaya dan kembali membesar ketika cahaya dihilangkan. Keterbatasan alat ini menjadi bahan evaluasi bagi saya untuk memastikan kesiapan alat pada pemeriksaan selanjutnya.
Melalui kegiatan ini, saya belajar bahwa pemeriksaan fisik dasar pada bayi tidak hanya bertujuan menilai kondisi kesehatan, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi ibu mengenai tanda-tanda normal dan tidak normal pada bayi. Pengalaman ini mendorong saya untuk menjadi lebih teliti, sigap, dan siap dalam memberikan pelayanan serta edukasi kesehatan pada kesempatan berikutnya.
