KUNJUNGAN KEDUA BERSAMA IBU NUR INTAN ANDRIYANI DALAM RANGKA EDUKASI TERKAIT EDUKASI IMUNISASI
Oleh : WIDYA SRI WULANDARI A. TAHERONG | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 2 Kali
Edukasi imunisasi dilakukan kepada ibu Intan sebagai bagian dari kegiatan pendampingan. Proses edukasi dilakukan secara langsung dengan menggunakan media PowerPoint yang berisi materi mengenai mitos dan fakta seputar imunisasi. Materi disampaikan secara bertahap dengan bahasa yang mudah dipahami agar ibu dapat memahami informasi yang benar dan tidak terpengaruh oleh informasi yang keliru.
Pada awal edukasi, saya menjelaskan kepada ibu Intan mengenai anggapan bahwa imunisasi dapat membuat anak sakit. Dijelaskan bahwa demam ringan yang muncul setelah imunisasi merupakan reaksi yang wajar dan menandakan bahwa sistem imun tubuh sedang bekerja. Reaksi tersebut jauh lebih ringan dibandingkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Selanjutnya, saya menjelaskan mitos yang menyebutkan bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme. Kepada ibu Intan dijelaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut, dan berbagai penelitian berskala global telah membuktikan bahwa vaksin aman digunakan. Penjelasan ini diberikan untuk membantu mengurangi kekhawatiran ibu terkait efek jangka panjang imunisasi.
Materi edukasi dilanjutkan dengan pembahasan mengenai anggapan bahwa imunisasi alami sudah cukup. Saya menjelaskan bahwa infeksi alami justru dapat menyebabkan komplikasi serius seperti radang otak, pneumonia, bahkan kematian, sedangkan imunisasi memberikan perlindungan tanpa harus melalui risiko komplikasi tersebut. Selain itu, saya juga menjelaskan bahwa pemberian imunisasi dalam jumlah yang dianjurkan tidak akan melemahkan daya tahan tubuh bayi, karena tubuh bayi setiap hari sudah terpapar berbagai kuman dalam jumlah yang jauh lebih besar.
Saya juga mengedukasi ibu Intan mengenai pentingnya mengikuti jadwal imunisasi yang telah ditetapkan. Dijelaskan bahwa penundaan imunisasi dapat meningkatkan risiko bayi terinfeksi penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Pada bagian akhir edukasi, saya memberikan tips agar ibu tidak mudah keliru dalam menerima informasi, yaitu dengan selalu memeriksa informasi kepada tenaga kesehatan dan menggunakan sumber resmi seperti Kementerian Kesehatan, IDAI, dan WHO.
Selama proses edukasi, ibu Intan terlihat aktif dan menunjukkan ketertarikan terhadap materi yang disampaikan. Ibu juga menyampaikan beberapa pertanyaan terkait efek imunisasi.
