Kunjungan pertama P2KD 1000 HPK 12 November 2025

Oleh : AMALIA UTARI FIRDAWATI | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 3 Kali

Pada kunjungan pertama, saya didampingi oleh ibu kader untuk berkunjung ke rumah ibu dampingan. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama saya dengan ibu dampingan. Pada kesempatan tersebut, saya memperkenalkan diri, menjelaskan asal institusi, serta menyampaikan tujuan kunjungan, yaitu melakukan pendampingan terhadap ibu dan bayi hingga usia dua tahun atau selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dari proses perkenalan tersebut, saya mengetahui bahwa ibu dampingan bernama Ibu Popi, dengan bayi yang saya dampingi merupakan anak kedua dan memiliki jarak usia lima tahun dengan anak sebelumnya.

 

Perkenalan kemudian dilanjutkan dengan diskusi awal untuk menggali kondisi ibu dan bayi. Saya menanyakan beberapa hal terkait kendala yang selama ini dialami, keaktifan bayi, riwayat sakit, serta pemberian ASI. Berdasarkan hasil diskusi, bayi tampak aktif sesuai dengan usianya yang pada saat itu berusia lebih dari empat bulan. Ibu menyampaikan bahwa keluhan kesehatan yang pernah dialami bayi hanya berupa reaksi fisiologis setelah pemberian vaksinasi. Selain itu, ibu juga menyampaikan bahwa selama ini bayi mendapatkan ASI eksklusif tanpa tambahan susu formula, yang merupakan hal positif dan sangat baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama pada enam bulan pertama kehidupan.

 

Selanjutnya, pada pertemuan tersebut saya melanjutkan kegiatan dengan memberikan edukasi yang mencakup dua topik, yaitu manajemen laktasi dan keluarga berencana (KB). Pada edukasi KB, saya terlebih dahulu menanyakan perencanaan KB ibu. Ibu menyampaikan bahwa hingga saat ini belum memiliki rencana untuk menggunakan KB dan belum berminat menunda kehamilan. Setelah mendapatkan izin dari ibu, saya memberikan edukasi singkat terkait KB sebagai bentuk pemberian informasi.

 

Dalam edukasi tersebut, saya menjelaskan bahwa KB merupakan salah satu strategi untuk mencegah kehamilan dengan tujuan memberikan jarak antar kehamilan, terutama apabila usia anak sebelumnya belum mencapai satu tahun. Jarak kehamilan yang terlalu dekat, yaitu sekitar satu hingga dua tahun, dinilai kurang ideal, sehingga dianjurkan jarak kehamilan yang lebih aman, yaitu sekitar empat hingga lima tahun, guna menjaga kesehatan ibu dan anak. Selanjutnya, saya menyampaikan beberapa pilihan metode KB berdasarkan tujuan penjarangan kehamilan dan usia bayi.

 

Dalam edukasi keluarga berencana, saya menjelaskan beberapa metode penundaan kehamilan yang dapat dipertimbangkan sesuai dengan kondisi ibu dan usia bayi. Metode pertama adalah ASI eksklusif, yang merupakan metode alami dan sederhana serta memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi, terutama selama enam bulan pertama kehidupan. Selanjutnya, disampaikan metode alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), baik hormonal maupun non-hormonal, yang memiliki efektivitas jangka panjang dan memungkinkan ibu untuk kembali merencanakan kehamilan setelah alat dilepas.

 

Selain itu, saya juga menjelaskan metode kontrasepsi suntik dan pil, yang relatif mudah digunakan namun memerlukan kedisiplinan dan kepatuhan terhadap jadwal agar efektivitasnya tetap optimal, serta memiliki kemungkinan efek samping tertentu. Metode lain yang disampaikan adalah implan, yang efektif dalam jangka waktu beberapa tahun dan memungkinkan kembalinya kesuburan setelah pelepasan. Saya juga menyampaikan metode tambahan seperti penggunaan kondom dan pencatatan masa subur, yang memerlukan ketelitian dan konsistensi dalam penerapannya.

 

Edukasi laktasi

Dalam edukasi mengenai ASI, saya menjelaskan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi lengkap, termasuk protein, yang mendukung pertumbuhan, status gizi yang baik, perkembangan rahang yang normal, serta memberikan manfaat psikologis melalui ikatan emosional antara ibu dan bayi. Bagi ibu, pemberian ASI bermanfaat dalam mempercepat kembalinya rahim ke kondisi normal, mengurangi perdarahan pasca persalinan, menurunkan risiko anemia dan kanker payudara, serta dari aspek keluarga berencana hormon laktasi dapat menekan ovulasi sehingga membantu penundaan kehamilan secara alami. Dari aspek psikologis, menyusui juga meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan dibutuhkan oleh bayi. Selain itu, ASI memberikan manfaat bagi keluarga dari segi ekonomi karena tidak memerlukan biaya tambahan, kemudahan karena dapat diberikan kapan saja dan di mana saja, serta mendukung keharmonisan keluarga. Pada kesempatan tersebut, saya juga memberikan edukasi mengenai teknik menyusui yang benar, meliputi posisi ibu dan bayi, perlekatan yang tepat, serta cara melepaskan isapan bayi, di mana ibu tidak mengalami hambatan berarti karena memiliki pengalaman menyusui sebelumnya.

 



Leave A Reply