Kunjungan Keempat P2KD III Pada 26 November 2025: Edukasi Manajemen Laktasi, KB, dan Imunisasi
Oleh : INDIRA AMELIA PUTRI HENDRA | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 3 Kali
Kunjungan keempat pada 26 November 2025 dalam rangka pendampingan mata kuliah P2KD III difokuskan pada pemberian edukasi kesehatan kepada ibu damping, khususnya mengenai manajemen laktasi, imunisasi, dan keluarga berencana (KB), serta pembahasan kondisi bayi setelah menjalani imunisasi sebelumnya. Informasi mengenai respons pasca imunisasi diperoleh pada kunjungan ini melalui komunikasi langsung dengan ibu damping.
Pada kunjungan ini, ibu menyampaikan bahwa setelah imunisasi sebelumnya bayi mengalami demam, rewel, dan nyeri pada area bekas suntikan. Beberapa hari kemudian, bayi juga mengalami keluhan mata berupa sekret berwarna hijau dalam jumlah cukup banyak. Pengalaman tersebut membuat ibu merasa khawatir apabila reaksi serupa kembali terjadi pada imunisasi selanjutnya. Sehubungan dengan hal ini, ibu menyampaikan rencananya untuk tetap melanjutkan imunisasi sesuai jadwal, namun dengan memisahkan pemberian vaksin suntik agar bayi tidak menerima terlalu banyak suntikan dalam satu kunjungan. Menanggapi kekhawatiran tersebut, saya memberikan edukasi bahwa reaksi ringan pasca imunisasi seperti demam dan rewel merupakan hal yang umum dan biasanya bersifat sementara. Saya juga menjelaskan bahwa pemisahan jadwal vaksin dapat dilakukan apabila ibu merasa cemas, dengan tetap memperhatikan agar imunisasi tidak tertunda terlalu lama dan tetap mengikuti ketentuan imunisasi kejar bila terdapat keterlambatan sebelumnya.
Selain itu, edukasi mengenai manajemen laktasi diberikan kepada ibu damping. Edukasi meliputi pentingnya pemberian ASI, teknik menyusui yang benar seperti posisi dan pelekatan, serta anjuran menyusui sesering mungkin untuk merangsang produksi ASI. Ibu juga didorong untuk tetap menyusui sesuai kebutuhan bayi dan menjaga asupan nutrisi agar produksi ASI tetap optimal. Ibu juga menyampaikan produksi ASI yang dirasa relatif sedikit, namun tetap berupaya menyusui sesering mungkin dan menambahkan susu formula bila bayi masih tampak lapar agar kebutuhan gizi bayi tetap terpenuhi.
Edukasi selanjutnya berkaitan dengan imunisasi, meliputi penjelasan mengenai tujuan imunisasi, manfaat imunisasi dalam mencegah penyakit infeksi, serta pentingnya kelengkapan dan ketepatan jadwal imunisasi. Penjelasan ini diberikan untuk memperkuat pemahaman ibu dan meningkatkan kepercayaan ibu dalam melanjutkan program imunisasi anak.
Selain itu, diberikan pula edukasi mengenai keluarga berencana (KB), khususnya metode KB yang aman digunakan pada ibu menyusui. Edukasi mencakup pilihan metode KB, cara kerja, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Ibu diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pengalamannya terkait penggunaan KB sebelumnya, sehingga edukasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan ibu.
Melalui kunjungan keempat ini, saya menyadari bahwa edukasi kesehatan yang disampaikan dengan bahasa sederhana, empatik, dan tidak menghakimi sangat berperan dalam meningkatkan pemahaman dan kepercayaan ibu. Kunjungan ini menjadi penutup rangkaian pendampingan yang menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam mendukung kesehatan ibu dan anak.
