Kunjungan Pertama P2KD III Pada 16 Oktober 2025: Pengenalan dengan Ibu Damping

Oleh : INDIRA AMELIA PUTRI HENDRA | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 8 Kali

Kunjungan pertama pada 16 Oktober 2025 dalam rangka pendampingan mata kuliah P2KD III berfokus pada pembangunan hubungan awal dengan ibu damping dan keluarganya serta identifikasi awal kondisi sosial dan kesehatan ibu–anak.

Kunjungan diawali dengan salam, perkenalan, dan penyampaian tujuan kedatangan. Setelah komunikasi terjalin, dilakukan penggalian data dasar meliputi identitas ibu, kondisi keluarga, riwayat kehamilan, serta kebiasaan sehari-hari terkait kesehatan. Dari pengenalan, keluarga ibu damping tinggal di lingkungan yang bersih dengan akses layanan kesehatan yang memadai. Ibu memiliki dua anak dengan jarak usia sekitar dua tahun. Secara umum tidak ditemukan hambatan sosial yang bermakna seperti keterbatasan ekonomi, sanitasi buruk, maupun kesulitan akses fasilitas kesehatan. Pendekatan dilakukan secara ramah dan terbuka agar ibu merasa nyaman menyampaikan informasi.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan mendampingi ibu damping melakukan pengukuran rutin anak di posyandu, mulai dari pendaftaran, penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, hingga pencatatan hasil antropometri. Melalui kegiatan ini, saya memahami pentingnya pemantauan pertumbuhan secara berkala sebagai upaya deteksi dini masalah gizi dan gangguan pertumbuhan.

Berdasarkan hasil komunikasi, anak kedua sebagai fokus pendampingan menunjukkan pertumbuhan sesuai usia, sedangkan anak pertama tampak memiliki postur lebih kecil dibandingkan standar usianya. Selain itu, ditemukan riwayat keterlambatan imunisasi pada kedua anak. Keterlambatan terjadi karena anak sering sakit atau demam saat jadwal imunisasi, sehingga ibu menunda pemberian vaksin.

Peninjauan buku KIA juga menunjukkan imunisasi anak pertama belum lengkap. Kepada ibu disampaikan bahwa imunisasi masih dapat dikejar melalui program imunisasi kejar, serta dianjurkan dilakukan di klinik agar jadwal lebih teratur dan mudah dipenuhi. Kunjungan ini menegaskan pentingnya komunikasi yang baik, hangat, dan tidak menghakimi agar ibu merasa aman untuk terbuka mengenai kondisi keluarga.

 



Leave A Reply