Kunjungan Ketiga P2KD III pada 23 November 2025 : Pemeriksaan Fisik, Pemantauan Tumbuh Kembang, dan Edukasi KB
Oleh : NABILA HANA ZAHIRAH AMRI | Pada : 18 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 2 Kali
Kunjungan 3: 23 November 2025
Pada kunjungan ketiga saya ke ibu dan bayi damping, saya fokus untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi, memantau perkembangan tumbuh kembang bayi, serta memberikan edukasi terkait keluarga berencana (KB). Pada pemeriksaan fisik, saya menemukan bahwa adik Amay, bayi ibu damping, sedang mengalami batuk dan pilek. Gejala ini juga terlihat jelas dari suara yang terdengar saat auskultasi pernapasan. Selain itu, ibu melaporkan bahwa bayi sering mengeluarkan belek pada pagi hari, yang cukup banyak dan membuat ibu khawatir.
Untuk mengatasi hal tersebut, saya memberikan saran agar ibu membersihkan mata adik Amay dengan kain lembut yang dibasahi air hangat. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi belekannya. Saya juga menekankan bahwa jika gejala batuk, pilek, atau belek tersebut tidak membaik atau semakin parah, ibu harus segera membawa bayi ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Meskipun demikian, saya memastikan bahwa suhu tubuh adik Amay masih dalam batas normal, yaitu 36,7ºC, dan tidak ada tanda-tanda jaundice pada kulit bayi. Selain itu, hasil palpasi menunjukkan bahwa tidak ada benjolan atau kelainan yang dapat menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut.
Setelah melakukan pemeriksaan fisik, saya melanjutkan dengan pemantauan tumbuh kembang bayi. Adik Amay yang berusia 7 bulan menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Saya memverifikasi bahwa bayi sudah menunjukkan kemampuan motorik sesuai dengan usia, seperti memegang benda dengan kedua tangan, menepuk-nepuk tangan, duduk sendiri, merangkak, berdiri dengan bantuan, serta mulai mengeluarkan suara "bababa." Semua gerakan tersebut menunjukkan bahwa bayi berada dalam rentang perkembangan yang sehat dan aman.
Sebagai penutup kunjungan, saya memberikan edukasi kepada ibu damping mengenai kontrasepsi atau keluarga berencana (KB). Saya menjelaskan bahwa penggunaan KB sangat penting untuk merencanakan jumlah anak dan menjaga kesehatan ibu, serta memberi jarak yang ideal antar kelahiran. Saya menjelaskan berbagai pilihan metode kontrasepsi, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan menjelaskan bagaimana masing-masing bekerja serta efek samping yang mungkin timbul. Namun, ibu damping mengungkapkan bahwa ia dan suami memutuskan untuk tidak menggunakan kontrasepsi, karena mereka merasa telah cukup memiliki empat anak dan tidak berencana menambah anak lagi. Saya menghormati keputusan ibu dan memberikan informasi lebih lanjut tentang cara alami untuk merencanakan keluarga, serta memastikan bahwa ibu merasa nyaman dengan keputusan yang diambil.
