Kunjungan Pertama : Edukasi Laktasi & Edukasi Keluarga Berencana

Oleh : NISWAH MUQIMAH | Pada : 17 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 2 Kali

Pertemuan pertama pada 13 September 2025 dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran awal mengenai kondisi ibu dan anak sekaligus memberikan edukasi terkait laktasi dan keluarga berencana. Kegiatan dilakukan melalui pendekatan komunikasi interpersonal agar tercipta suasana yang nyaman sehingga ibu dapat menyampaikan kondisi dan pengalamannya secara terbuka.

Ibu yang dikunjungi adalah Ibu Israh berusia 21 tahun, dengan anak bernama Arkanza yang berusia 10 bulan. Dari hasil diskusi, diketahui bahwa Ibu Israh masih aktif memberikan ASI kepada anaknya. Proses menyusui berjalan lancar tanpa keluhan yang berarti. Ibu tidak mengalami masalah seperti nyeri berlebihan, lecet pada puting, maupun tanda-tanda infeksi payudara. Anak juga terlihat mampu menyusu dengan baik dan tampak puas setelah menyusu.

ASI menjadi sumber nutrisi utama bagi Arkanza sejak lahir hingga saat ini. Ibu menyampaikan bahwa frekuensi menyusui dilakukan secara responsif sesuai kebutuhan anak. Selain ASI, anak sesekali diberikan susu formula ketika ibu harus bepergian dan tidak memungkinkan untuk menyusui secara langsung. Pemberian susu formula tersebut tidak menimbulkan keluhan seperti muntah, diare, maupun reaksi alergi, sehingga dapat disimpulkan bahwa anak dapat menerima susu formula dengan baik sebagai tambahan sementara.

Dalam sesi edukasi laktasi, disampaikan kembali mengenai pentingnya ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk perannya dalam meningkatkan daya tahan tubuh serta mendukung perkembangan sistem pencernaan dan saraf. Ibu juga diberikan penguatan agar tetap melanjutkan pemberian ASI hingga usia anak mencapai dua tahun, disertai dengan pemberian makanan pendamping yang sesuai dengan usia.

Selain membahas laktasi, pertemuan pertama juga difokuskan pada edukasi keluarga berencana (KB). Ibu Israh menyampaikan bahwa hingga saat ini dirinya belum menggunakan alat kontrasepsi pascapersalinan. Meskipun demikian, ibu menyatakan memiliki keinginan untuk mengikuti program KB di kemudian hari. Hal ini menunjukkan adanya kesiapan ibu untuk mempertimbangkan perencanaan kehamilan yang lebih teratur.

Edukasi KB diberikan dengan menjelaskan tujuan keluarga berencana, yaitu untuk menjaga kesehatan ibu, mengatur jarak kehamilan, serta mendukung kesejahteraan keluarga. Beberapa pilihan metode KB yang aman bagi ibu menyusui dijelaskan secara umum, baik metode hormonal maupun non-hormonal. Penjelasan dilakukan secara netral dan informatif agar ibu dapat memahami serta mempertimbangkan pilihan yang paling sesuai dengan kondisinya.

Pertemuan pertama ditutup dengan penguatan bahwa keputusan terkait KB sepenuhnya berada pada ibu, dan disarankan agar ibu berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga kesehatan sebelum memilih metode kontrasepsi tertentu.



Leave A Reply