Kunjungan Kedua: Membahas Imunisasi, KB, Teknik Menyusui, dan Pemeriksaan Fisik Bayi
Oleh : IMANUEL RISKIAN KANOPHI | Pada : 13 Desember 2025 | Dilihat Sebanyak 13 Kali
Kunjungan kedua (19/11/25) saya lakukan sebagai kelanjutan dari pertemuan sebelumnya.
Saat tiba di rumah ibu Saharia, saya kembali menyapa dan menanyakan kabar ibu serta bayinya, sekaligus mendengarkan cerita ibu mengenai kondisi anak sejak kunjungan pertama. Ibu Saharia menyampaikan pengalamannya selama menyusui, termasuk beberapa hal yang dirasakan masih perlu diperbaiki.
Pada kesempatan ini, saya berbagi informasi mengenai manajemen laktasi dengan cara yang lebih praktis dan mudah dipahami. Saya menjelaskan tentang posisi menyusui yang nyaman, perlekatan bayi yang baik, serta pentingnya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Selain itu, saya juga mengingatkan kembali tentang pentingnya imunisasi sebagai langkah pencegahan penyakit, serta memberikan penjelasan singkat mengenai keluarga berencana (KB) untuk mendukung kesehatan ibu dan perencanaan keluarga ke depan.
Setelah sesi edukasi, saya melakukan pemeriksaan fisik sederhana pada bayi sebagai bagian dari pemantauan kesehatan. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh, pemeriksaan refleks cahaya mata menggunakan penlight, serta auskultasi jantung dan paru dengan stetoskop. Selama pemeriksaan, saya berusaha menjaga suasana tetap tenang dan nyaman agar bayi tidak merasa rewel atau cemas. Dan dari yang saya amati, kondisi bayi ibu Saharia berada dalam keadaan baik. Suhu tubuh terukur normal, refleks cahaya mata tampak baik, dan bunyi jantung serta paru terdengar normal.
Melalui kunjungan kedua ini, saya berharap ibu Saharia semakin merasa percaya diri dalam merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya sehari-hari. Melalui edukasi yang telah diberikan, khususnya terkait manajemen laktasi, saya harap ibu Saharia dapat menerapkan teknik menyusui yang lebih nyaman dan efektif, sehingga proses pemberian ASI dapat berjalan dengan lancar. Saya juga berharap informasi mengenai pentingnya imunisasi dan keluarga berencana dapat menjadi bekal bagi ibu Saharia dan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu dan anak ke depannya. Dengan pemahaman yang lebih baik, saya harap keluarga dapat lebih aktif dalam memantau kesehatan adik bayi.
