Kunjungan 8

Oleh : ANDI SITTI NUR FATIMAH MADAENG | Pada : 20 Juni 2025 | Dilihat Sebanyak 2 Kali

Hari Minggu, 1 Juni 2025 menjadi momen kunjungan kedelapan kami ke rumah Kak Fitri dalam rangkaian program P2KD. Pada kunjungan ini, kami membawa hadiah berupa buku untuk Zhafran, sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan kognitif dan motoriknya.

Saya pribadi merasa kagum dengan perkembangan motorik halus Zhafran. Ketika ia berinteraksi dengan buku tersebut, kami mengamati bahwa ia sudah mampu melakukan gerakan presisi, seperti memasukkan pulpen ke dalam tutupnya. Cara dia memegang pulpen pun menyerupai genggaman orang dewasa yang sudah terbiasa menulis, dan ia juga sudah mulai mencoret-coret halaman dengan penuh antusias.

Seperti biasa, kami kembali melakukan pengukuran tinggi dan berat badan Zhafran. Awalnya cukup menantang karena Zhafran sangat aktif, namun dengan bantuan dari orang tuanya dan usaha kami untuk menenangkan, proses pengukuran akhirnya bisa berjalan dengan baik dan hasilnya pun lebih akurat.

Selain Zhafran, pengukuran berat badan juga dilakukan kepada Kak Fitri, suaminya, serta orang tua mereka. Kami juga melakukan pemeriksaan tekanan darah dan pengambilan gula darah puasa pada Ibu Hj, yang sebelumnya telah kami minta untuk berpuasa selama 8 jam sebelum pemeriksaan.

Hasilnya menunjukkan bahwa kadar gula darah puasa Ibu Hj berada di atas nilai normal. Karena itu, kami menyarankan agar beliau segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit, untuk evaluasi dan penanganan lanjutan yang lebih menyeluruh.

Pada kesempatan tersebut, Ibu Hj juga bertanya kepada kami mengenai prosedur penggunaan BPJS, terutama terkait rencananya untuk memeriksakan nyeri punggung melalui foto rontgen. Kami menjelaskan bahwa saat ini sistem pelayanan kesehatan sudah terintegrasi dengan data digital, sehingga cukup dengan membawa KTP, peserta BPJS bisa mendapatkan layanan tanpa biaya di fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama. Namun, untuk tindakan radiologi, tetap diperlukan indikasi medis yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan terlebih dahulu.

Setelah pemeriksaan selesai, kami sempat bermain dan berinteraksi dengan Zhafran. Ia sudah mampu menunjukkan ekspresi sosial sederhana seperti melambaikan tangan, memberi “cium jauh”, mengedipkan mata dengan gaya lucu, hingga menunjukkan keinginan terhadap sesuatu dengan menunjuk menggunakan jari telunjuknya.

Sayangnya, buku yang kami pesan secara daring baru sampai ketika kami sudah berada di rumah Kak Fitri. Untungnya, kami sudah membawa buku cadangan yang dibeli langsung dari toko, untuk berjaga-jaga jika pesanan online belum tiba. Kak Fitri sempat menanyakan rekomendasi tempat pembelian buku dan mainan edukatif lainnya untuk mendukung stimulasi tumbuh kembang Zhafran.

Di akhir kunjungan, kami sempat mendokumentasikan momen bersama Kak Fitri dan Zhafran. Setelah berpamitan, kami pun kembali ke rumah masing-masing. Saya merasa sangat bersyukur atas rangkaian pengalaman ini. Kunjungan P2KD tidak hanya memberi kami kesempatan untuk mengamati langsung perkembangan Zhafran, tetapi juga membuka wawasan bahwa pendidikan dan pemantauan kesehatan masyarakat harus dilakukan secara berkelanjutan dan humanis.



Leave A Reply