Kunjungan Pertama, Pencarian dan Perkenalan Ibu Hamil
Oleh : AINUN RIZKI AUSSIANA | Pada : 13 Februari 2020 | Dilihat Sebanyak 224 Kali

Jumat, 31 Mei 2019
Pada hari Jumat, saya dan teman-teman pergi ke Puskesamas Jongaya untuk menemui bidan yang akan mengarahkan dan memberikan informasi kepada kami mengenai ibu hamil yang akan dikunjungi. Awalnya terdapat kendala karena Ibu yang telah ditentukan sebelumnya tidak dapat mengikuti program ini, namun alhamdulillah Ibu Bidan yang bertugas segara mencarikan pengganti dan kami berhasil mendapatkan Ibu yg bersedia untuk kami kunjungi.
Keesokan harinya, kami mulai melakukan pencarian alamat rumah ibu hamil yang terletak di Jl. Sultan alauddin (belakang markas brimob). Setelah sampai ke tujuan kami, yang pertama kami temui ialah ketua di daerah tersebut yang berperan sebagai perantara antara kami dan ibu hamil. Namun pada hari itu kami tidak berhasil bertemu ibu hamil dikarenakan beliau masih bekerja dan sedang tidak berada di rumah.
14 Juli 2019
Akhirnya setelah sekian lama, saya akhirnya menemukan waktu yang tepat dan berhasil bertemu dengan Ibu hamil yang akan kami pantau untuk 1000 hari kedepan bernama Ibu Santi. Beliau berumur 31 tahun dan ini merupakan kehamilan anak ke-4. Ibu santi menyambut saya dan teman dengan ramah, kami memperkenalkan diri dan kemudiam beliau mulai bercerita mengenai kehamilannya. Di tengah kehamilannya yg mau memasuki usia 9 bulan, Ibu Santi masih tetap bekerja sebagai buruh lepas di sekitar tempat tinggalnya. Kami turut prihatin dengan keadaan beliau, karena alasan satu dan lain hal Ibu Santi masih harus bekerja sebagai buruh cuci di sekitaran kompleks brimob untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Alhamdulillah Ibu Santi sabar dan tetap menjalaninya dengan ikhlas. Namun, menurut keterangan dari hasil pemeriksaan beliau di puskesmas Ibu Santi memiliki kadar Hb yg termasuk rendah dan dianjurkan oleh bidah setempat untuk mengonsumsi vitamin, makan makanan bergizi dan istirahat. Anak-anak beliau semua masih kecil, anak pertama dan kedua beliau pun masih duduk di bangku sekolah dasar, sedangkan yang ketiga masih berumur 1 tahun. Tetapi saya sangat bersyukur karena anak-anak Ibu Santi sangat baik dan sabar. Menurut Ibu Santi, anaknya yang pertama dan kedua bergantian membantu beliau dalam mengurus anak ketiganya yang masih kecil saat beliau sibuk bekerja. Namun tak jarang beliau harus membawa anaknya yang paling kecil saat bekerja bila kedua saudaranya yang lain sedang bersekolah. Untuk Kondisi rumah Ibu Santi sendiri masih terbilang cukup bersih untuk dibagian atasnya tetapi kurang begitu bersih untuk bagian bawah rumahnya. Rumah Ibu Santi merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu dan beratap seng, lingkungan di sekitar rumah beliau menurut saya kurang baik karena kurang terjaga kebersihannya dan selokannya pun mengeluarkan bau yang tidak sedap. Banyak hewan unggas berkeliaran dan sangat padat penduduk.
Tak terasa kami bercerita dan sekaligus bertanya mengenai kehamilan beliau hingga matahari mulai tenggelam. Kami pun pamit dan tak lupa berfoto bersama Ibu dan anak-anaknya sebelum pulang.
Semoga Ibu Santi dan keluarga sehat selalu..