Hari Pertama Kunjungan Ibu Hamil
Oleh : SUHUD DWI WAHYUDI | Pada : 29 November 2014 | Dilihat Sebanyak 279 Kali
Pada hari Minggu, tepatnya tanggal 16 November 2014, saya bersama teman-teman saya, yaitu Musakkir, Rijal, Hamka, Ayu, dan Fifi berencana untuk mencari ibu hamil karena beberapa teman saya tidak dapat menghubungi ibu hamil yang diberikan oleh kampus. Saya berada di kos Hamka, ketika saya memberanikan diri untuk menelepon ibu hamil saya. Pada awalnya, dia tidak mengangkatnya. Tiba-tiba muncul sms dari ibu hamil tersebut. Namanya Ibu Darma, istri dari Bapak Darwis. Saya pun menelepon beliau untuk yang kedua kalinya dan Ibu hamil tersebut mengangkatnya. Saya pun menjelaskan kepada beliau bahwa saya dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin diberi amanah untuk mencari ibu hamil dan memberi edukasi tentang bagaimana cara untuk menjaga kesehatan ketika masa kehamilan, selain itu saya menjelaskan kepada ibu tersebut bahwa saya berniat untuk mendatangi rumah beliau. Ia pun mengiyakan dan memberi saya alamatnya. Saya sangat gembira karena saya telah mendapat seorang ibu hamil.
Saya bersama teman-teman saya tiba di rumah ibu hamil yang telah saya dapatkan, tepatnya di Jl. Dr. Leimena No. 126 Makassar. Melihat kondisi lingkungan sekitarnya, rasanya cukup miris jika seorang ibu hamil tinggal di lingkungan tersebut. Sampah berserakan dimana-mana, kubangan air kotor dengan nyamuk yang bertebaran. Sangat menakutkan bila dibayangkan. Saya pun menghampiri ibu-ibu yang sedang berbincang-bincang di depan toko dan bertanya apakah ada di daerah sini yang bernama Ibu Darma. Tiba-tiba seorang ibu berkata bahwa dia lah Ibu Darma dan sudah mengetahui jika saya lah orang yang meneleponnya tadi pagi. Beliau pun mempersilahkan saya dan teman-teman saya untuk masuk ke dalam rumah mungil yang berwarna abu-abu di gang sempit. Saya pun memperkenalkan diri saya dan teman-teman saya dan menjelaskan lebih rinci tentang keinginan saya untuk mendatangi Ibu Darma. Usia kandungan beliau ialah 3 bulan dan telah mengandung anak ketiga. Pada saat itu suaminya, Bapak Darwis tidak ada di rumah karena sedang bekerja sebagai buruh harian. Saya pun mengambil data-data ibu Darma yang lainnya seperti makanan dan minuman yang sering dikonsumsi oleh beliau, keluhan apa saja yang ia alami selama mengandung, dan lain-lain. Saya pun menjelaskan bahwa saya akan mengunjungi ibu paling lama sebulan sekali dan ia pun setuju. Setelah saya mengambil data Ibu Darma, saya pun pamit dan berterima kasih kepada beliau karena telah setuju untuk saya kunjungi.
Hari itu merupakan hari yang sangat berkesan, dan niat saya untuk membantu dan memberi edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya menjaga kesehatan selama kehamilan untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian anak semakin besar. Semoga saja tahun-tahun kedepannya angka tersebut bisa turun dengan adanya program 1000 hari kehidupan.