explorer & bumil
Oleh : RIZAL TALALU | Pada : 29 November 2014 | Dilihat Sebanyak 321 Kali
Cerita ini berawal dari program satu bayi satu mahasiswa 1000 hari kehidupan. Dalam program ini satu mahasiswa diwajibkan untuk membimbing satu ibu hamil sampai bayinya lahir dan berumur kurang lebih 2 tahun. Saat itu saya tak perlu mencari ibu hamil lagi karena telah ada Fakultas, tapi data yang saya dapatkan hanya nama ibu hamilnya beserta nomor teleponnya. Tanpa alamat dan tanpa keterangan yang jelas. Akhirnya saya mencoba untuk menghubungi nomor tersebut. Tapi bukan ibu hamilnya yang menjawab malah operator telkomsel yang berseru “maaf nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, silahkan periksa kembali nomor tujuan anda.” Diakhir pemberitahuan tersebut tertulis di layar handphone saya satu kalimat yang membuat saya agak kecewa “nomor yang anda tuju tidak terdaftar.” Dan itu artinya saya harus mencari ibu hamil lagi. Berjuang lagi rebutan dengan teman teman saya yang lain.
Besoknya, saya bersama 5 orang teman seangkatan “hunting bumil”, berburu ibu hamil. Kami hunting dari BTP, disitu dapat satu. Sisa 5 orang lagi. Kami lanjutkan pencarian, dapat 2 lokasi yang katanya ada ibu hamilnya. Masih disekitaran BTP. Kami kunjungi dan kami mulai bertanya “ibu kedatangan kami kesini bla bla blab la….” Ibunya hanya mengangguk tanda ia mengerti maksud kedatangan kami.
“tapi sebelumnya berapa usia kehamilan ibu?” Tanya salah satu teman saya, Ayudu panggilannya.
“9 bulan” jawab ibu itu. Glek! Pupus sudah harapan kami, karena kriteria ibu hamil yang disuruh cari itu maksimal 7 bulan atau 7 lebih lebih sedikit lah. Next ke lokasi yang kedua, tidak jauh dari tempat yang pertama yang kami kunjungi. Bersebelahan lah intinya. Tapi,,, rumahnya tertutup! Kami bertanya ke tetanggany “ibu, ibu yang hamil dirumah ini kemana?”. “lagi keluar de, barusan keluar” jawabnya. Pupus (again).
Lanjut ke trip berikutnya, ke ibu hamilnya Suhud, di jalan dr. leimena belakang apotek puspita farma. Setelah dapat alamatnya. Kabar baikpun menanti, tidak disangka disekitar situ ada 3 orang ibu hamil. Alhamdulillah. 2 orang memang memenuhi kriteria dan penyuluhan pun dilakukan sementara saya menunggu ibu hamil yang ketiga. Setelah ibunya datang, saya bilang keteman teman, “yang ini saya nah yang ambil, respon positif saya terima, lanjut penyuluhan.
Saya mulai bertanya, “berapa umur kita bu?”. “17 tahun” jawabnya. Hamma,,, mami!!! Mama mini. “berapa usia kehamilannya ibu?”. “mau masuk 8 bulan, 7 lebih sedikit.” jawabnya singkat. Saya lanjut bertanya sambil memberi masukan “bla bla bla……”
Akhirnya selesai iuga dilokasi itu, selama diperjalanan saya konsultasikan hal itu ke kak Erni, mentor saya. Awalnya kak erni tidak setuju, tapi akhirnya setuju juga. Masalah selesai. Next ke trip berikutnya, lewati sawah,jalan ke pedalaman antah berantah, ada yang takut dikejar anjing. “jangan lari.” Kata Ayudu. Tapi sambil dia berkata demikian, saya perhatikan justru langkahnya yang semakin cepat.
Next trip berikutnya, TPA antang. Disini dapat 2 ibu hamil. Alhamdulillah. Hunting selesai, we are go back home.
Besoknya, saat handphone saya bergetar tanda satu message masuk. Saya buka dan say abaca. Dari kak Erni “de, cari lagi de bumilnya karena maksimal 7 bulan”. Glek! Alamak…. !!!
Ya sudahlah, artinya hunting lagi!
Singkat cerita saya hunting with bayu setiono, lelaki kocak asal luwu timur keturunan wong jowo. Tanpa babibu kami menuju ke desa dibelakang politeknik.saya mulai bertanya door to door mencari informasi dimana keberadaan sang bumil, ibu hamil. Tak berapa lama dapat informasi satu lokasi bumil. Ok, go!
Sampai dilokasi kami bertanya ke warga sekitar dan kebetulan yang kami tanyai sudah itulah yang dimaksud. Singkat cerita kami menjelaskan apa yang harus dijelaskan dan kami bertanya apa yang harus kami tanyakan. Sampai pada satu pertanyaan special, “ibu ada anakta bu yang sudah kuliah kah, sudah kerjakah?” tanaya Bayu. “ada, ada yang sudah kerja.” Jawab ibunya. “kerja apa ibu?” tanyanya lagi. “kerja di bali.” Jawab ibunya singkat. Glek! Heart attack. Kerja di Bali, jelas bukan kriteria yang dimaksud. “kerja apa ibu?” “kerja di money changer.” Pupus (again).
Lanjut ke trip berikutnya di hari berikutnya. disni kami dapat 2, Alhamdulillah. Semuanya memenuhi kriteria da tinggal di data. Booom, dapat datanya, we are finished!!!