Kunjungan ke-5: Conclusion
Oleh : NICOLE PHOENIX GOSALI | Pada : 19 Juni 2025 | Dilihat Sebanyak 17 Kali
Di kala kendaraan beroda empat milik kelompok 26 telah menginjak kilometer 10000. Tibalah masa dimana kami harus mengakhiri kunjungan P2KD ini.
Untuk kunjungan ini kami membuat agenda untuk melakukan konseling dan evaluasi status antropometri bayi Safira. Kami membawa kue brownies untuk Ibu Mantang sekeluarga sebagai bentuk apresiasi karena telah bersedia meluangkan waktu untuk kami.
Sesampainya di tempat tinggal ibu Mantang, kami dipertemukan dengan seluruh keluarganya. Ada pak Rusli, suami bu Mantang, Aira dan juga bayi Safira. Sementara Ramadan tidak kami lihat karena tengah bermain dengan teman-temannya. Pada kunjungan ini kami melakukan edukasi mengenai nutrisi yang harus terpenuhi dan juga pentingnya stimulasi untuk bayi Safira karena ia sedang dalam usia dengan perkembangan otak yang tinggi. Kami juga mengedukasi mengenai bahaya adiksi gadget pada usia dini. Kami melakukan pengukuran ulang pada antropometri bayi Safira dan tanda-tanda vital Ibu Mantang. Kami juga mengukur tekanan darah pak Rusli oleh karena beliau memiliki risiko darah tinggi. Setelah selesai melakukan pengukuran, kami menanyakan juga mengenai riwayat pengobatan terbaru diantara anggota keluarga Ibu Mantang. Rupanya bayi Safira dan Aira sempat mengalami batuk pilek, namun kami mengatakan untuk tidak perlu khawatir dan sebaiknya kontrol secara rutin di puskesmas.
Setelah tidak ada lagi yang ingin kami sampaikan, kami mengucapkan banyak terimakasih pada Ibu Mantang sekeluarga karena bersedia menerima kami di dalam rumah mereka dan melakukan kunjungan. Kami berharap semoga kesehatan beliau dan keluarga selalu terjaga dan tidak ada tanda bahaya. Kami pun berpamitan dan pulang ke rumah kami masing-masing. Demikianlah kunjungan P2KD ke-5 dan dengan ini berakhir juga petualangan kami di mata kuliah P2KD. Sesungguhnya, kami merasa masih sangat banyak ilmu yang ingin kami bagikan untuk keluarga Ibu Mantang demi kesehatan dan tumbuh kembang bayi Safira namun tidak sempat tersampaikan. Tetapi kami berharap banyak agar setiap edukasi dan saran kami untuk keluarga ini dapat menyentuh nurani mereka, demi masa depan mereka dan anak-anak mereka. Sekian dari kami, terimakasih.
