Kunjungan Ketiga (28 Februari 2025) - Syarif Hidayatullah
Oleh : SYARIF HIDAYATULLAH | Pada : 17 Juni 2025 | Dilihat Sebanyak 20 Kali
Kunjungan Ketiga P2KD 1000 HPK (28 Februari 2025)
Pada kunjungan ketiga ini, Ibu Herlina telah melahirkan. Beliau melahirkan seorang bayi laki-laki pada tanggal 6 Februari 2024. Saat kunjungan dilakukan, usia bayi telah mencapai 12 bulan dan 3 minggu.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Herlina, diketahui bahwa bayinya telah mendapatkan imunisasi BCG melalui layanan dari posyandu yang datang langsung ke rumah. Namun, untuk informasi mengenai kelengkapan imunisasi lainnya, Ibu Herlina tidak dapat mengingat secara rinci. Selain itu, buku KIA atau buku pink tidak tersedia saat kunjungan, sehingga kami belum memperoleh informasi lanjutan mengenai riwayat imunisasi lengkap anak.
Kami melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan anak serta memplot hasilnya pada kurva pertumbuhan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi masih berada dalam kategori normal, dengan tinggi badan 74 cm dan berat badan 7 kg. Saat kunjungan, bayi sudah tampak aktif dan telah mampu berjalan mandiri tanpa bantuan.
Saat ini, keluhan yang disampaikan oleh Ibu Herlina adalah anaknya sedang mengalami diare. Menurut penuturan beliau, diare kemungkinan disebabkan oleh ketidakcocokan terhadap susu formula. Sejak lahir, bayi ini hanya mendapatkan ASI selama satu minggu karena Ibu Herlina mengalami kendala dalam mengeluarkan ASI, sehingga setelahnya bayi sepenuhnya diberi susu formula.
Kami juga melakukan pemeriksaan kesehatan pada Ibu Herlina. Tekanan darahnya tercatat 110/80 mmHg. Keluhan utama yang disampaikan adalah menstruasi yang tidak teratur; sudah empat bulan Ibu Herlina tidak mengalami haid. Dari anamnesis, diketahui bahwa beliau sebelumnya menggunakan alat kontrasepsi implan (KB susuk), dan sejak pemasangan KB tersebut empat bulan lalu, menstruasi tidak terjadi sama sekali disertai dengan keluhan perut yang terasa tidak nyaman. Pemeriksaan USG oleh dokter menunjukkan adanya kista, meskipun Ibu Herlina tidak dapat mengingat secara pasti lokasi kista tersebut.
Sekitar dua bulan yang lalu, Ibu Herlina memutuskan untuk melepas implan KB tersebut, dan sejak itu rasa tidak nyaman pada perutnya mulai berkurang, meskipun siklus menstruasi belum kembali normal. Selain itu, dari hasil wawancara juga diketahui bahwa suami Ibu Herlina merupakan seorang perokok aktif.
