Kunjungan 4 (16 Februari 2025)
Oleh : NUR MARITZA RAMADHANI | Pada : 09 Juni 2025 | Dilihat Sebanyak 31 Kali
Pada tanggal 16 Februari 2025, tim dari Kunjungan Rumah Ke-4 Kelompok 1 yang terdiri dari Nur Maritza Ramadhani, Tiara, Meutia Ramadhani Mahmud, dan Nurul Adeliyah Putri Opu melakukan kunjungan ke rumah Bu Sri untuk memantau kondisi kesehatannya setelah melahirkan, serta perkembangan bayinya yang sekarang sudah berusia enam bulan. Tujuan utamanya adalah mengecek kondisi fisik dan gizi Bu Sri yang sudah masuk bulan keenam masa nifas, serta memantau tumbuh kembang bayinya lewat pemeriksaan ala posyandu di rumah.
Di awal kunjungan, kami tanya ke Bu Sri apakah ada keluhan dan ternyata tidak ada. Tidak ada demam, perdarahan, atau rasa nyeri yang aneh. Kami juga berbicara soal pola makan dan aktivitas sehari-harinya. Menurut cerita Bu Sri, makanannya cukup lengkap sudah makan nasi, lauk hewani dan nabati, sayur hijau, buah, dan minum air yang cukup. Tapi kami sarankan agar Bu Sri juga tambah asupan kalsium, misalnya dari susu atau produk olahannya, supaya proses pemulihan lebih optimal. Aktivitas harian Bu Sri tergolong ringan, seperti mengurus rumah sambil tetap menyusui.
Setelah itu, kami mencatat hasil pemeriksaan bayinya. Berat badannya 7,2 kg dan panjangnya 65 cm, masih sesuai dengan grafik pertumbuhan normal. Bayi juga sudah mulai dapat MP-ASI, seperti puree buah dan sayur. Kami menyarankan agar tekstur MP-ASI pelan-pelan dibuat lebih beragam dan mulai dikenalkan juga ke protein nabati, seperti kacang-kacangan yang dihaluskan. Tidak ada keluhan soal bayi—tidak demam, tidak muntah, dan tali pusatnya juga baik-baik saja. Rumah Bu Sri juga bersih, punya ventilasi yang baik, dan area bermain bayi aman dari bahaya.
Berdasarkan hasil kunjungan, kami sarankan agar Bu Sri dan bayinya kembali periksa ke posyandu satu bulan lagi untuk pemantauan lanjutan. Asupan gizi Bu Sri sebaiknya tetap dijaga, dan MP-ASI bisa terus dilanjutkan sesuai anjuran. Kami juga ingatkan keluarga untuk mulai menggunakan alat kontrasepsi yang sudah direkomendasikan, dan memberikan stimulasi motorik ke bayi seperti tummy time atau mainan ringan. Terakhir, kami edukasi keluarga tentang tanda-tanda bahaya setelah melahirkan (seperti demam atau perdarahan berlebih) maupun tanda bahaya pada bayi (seperti demam atau diare), supaya bisa segera ditangani kalau terjadi sesuatu.
