Momen Pertama Bertemu Zayyan
Oleh : TIARA ZAHIRA | Pada : 06 April 2025 | Dilihat Sebanyak 388 Kali
Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh,
Izin memperkenalkan diri, nama saya Tiara Zahira dari Kelas B dengan NIM C011221161. Tidak terasa sebulan telah berlalu begitu cepat, kini tiba waktunya bagi kami untuk melaksanakan kunjungan keempat dengan Ibu Mutiara. Kunjungan kali ini saya ditemani dengan 2 teman saya, yaitu Michika Stepanie Wijaya dengan NIM C011221141 dan Muhammad Syaqib Katili dengan NIM C011221142. Kunjungan kali ini menjadi sedikit berbeda bagi kami karena pada kunjungan kali ini kami telah mendapatkan info bahwa Ibu Mutia telah melahirkan bayinya. Namun sayang kami tidak dapat menemani proses kelahiran Bu Mutia karena sedang disibukkan dengan berbagai jadwal akademik. Oleh karena itu, kami sangat bersemangat untuk segera menemui bayi Ibu Mutia.
Sebelum berkunjung, kami memikirkan barang yang pas yang cocok kami berikan sebagai hadiah kelahiran bayi Bu Mutia. Kami membelikan pakaian dan juga beberapa pernak-pernik lainnya yang sepertinya akan cocok dengan bayi laki-lakinya. Saat sampai disana, bayi Bu Mutia sedang tidur, namun segera terbangun ketika mendengar kami datang. Kami sangat senang bertemu dengan bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad Zayyan Arpendi. Zayyan lahir dengan berat 3,4 gram dengan panjang 50 cm. Zayyan sangatlah mungil, sehat, bersemangat, dan juga sangat lucu. Matanya besar dan pipi gembilnya sangat menarik perhatian kami. Kami menanyakan beberapa pertanyaan mengenai kondisi Zayyan dan perkembangannya sejauh ini dan Alhamdulillah semua berada dalam keadaan baik. Bahkan, Zayyan sudah bisa mengangkat kepalanya ketika tengkurap dan menggerakkan matanya mengikuti gerak jari kita.
Selain menanyakan kondisi Zayyan, kami juga menanyakan kondisi Ibu Mutia setelah melahirkan. Beliau menceritakan kondisinya saat itu dan apa saja yang ia rasakan saat melahirkan. Beliau menyoroti bahwa persalinan kali ini sedikit berbeda dengan persalinan sebelumnya. Menurut Ibu Mutia, persalinan sebelumnya memang lebih sakit saat bayinya keluar namun persalinan kali ini terasa lebih nyeri saat proses penjahitan karena ukuran bayinya yang besar. Meskipun demikian, saat ini Bu Mutia sudah tidak mengeluhkan nyeri lagi dan sudah merasa sehat sebelumnya. Beliau juga bercerita betapa menggemaskan dan pintarnya anak keduanya itu. Kami sangat senang melihat kondisi Bu Mutia yang pemulihannya berlangsung cepat dan ceria seperti dahulu. Selain itu, kami juga menanyakan beberapa pertanyaan lainnya kepada Bu Mutia.
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan sudah menunjukkan pukul 5 sore. Karena sudah hampir dekat waktunya orang berbuka puasa dan ingin menghindari kemacetan, kami pun segera berpamitan dengan Bu Mutia dan bayinya. Kami sangat senang dan tidak sabar untuk kunjungan berikutnya. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya!
