Sebuah Kehangatan Setelah Kelahiran: Kunjungan Kedua dalam Program 1000 Hari Pertama Kehidupan
Oleh : M. ANANDA HUDZEFY | Pada : 14 Desember 2024 | Dilihat Sebanyak 86 Kali
Rabu, 13 November 2024, menjadi hari yang penuh makna dalam perjalanan saya di Program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai bagian dari mata kuliah P2KD (Pembentukan dan Pengembangan Karakter Dokter). Setelah pertemuan pertama dengan Ibu Yulia beberapa waktu lalu, kami terus menjaga komunikasi melalui pesan singkat. Ibu Yulia kerap berbagi kabar tentang kehamilannya, sebuah bentuk kepercayaan yang sangat saya hargai.
Pagi itu, pukul 04.56 WIB, sebuah pesan dari Ibu Yulia membuat hati saya terenyuh. Ia baru saja melahirkan dan memilih untuk mengabarkan kabar bahagia itu kepada saya. Padahal, kami baru bertemu sekali. Koneksi sederhana yang kami bangun rupanya cukup berarti baginya, dan hal ini menjadi pengingat akan pentingnya kehadiran emosional dalam setiap interaksi kita.
Sepulang kuliah, saya memutuskan untuk membeli bingkisan sederhana sebagai bentuk ucapan selamat atas kelahiran bayinya. Dengan hati yang penuh antusias, saya menuju Rumah Sakit Cahaya Medika Perintis untuk bertemu dengan Ibu Yulia dan suaminya.
Ketika tiba di rumah sakit, kehangatan langsung menyelimuti suasana. Ibu Yulia menyambut saya dengan senyum lega, dan saya ikut merasa bahagia melihat kondisinya yang sehat setelah melalui proses persalinan. Bayinya, seorang putri kecil yang sehat, menjadi bukti kebahagiaan dan harapan baru bagi keluarga kecil ini.
Dalam percakapan kami, Ibu Yulia menceritakan perjalanan persalinannya—sebuah pengalaman yang penuh perjuangan namun kini berbuah kebahagiaan. Setelah berbagi cerita, saya memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan edukasi ringan kepada Ibu Yulia dan suaminya.
Saya menjelaskan pentingnya menjaga bayi dari paparan asap rokok. Saya menekankan bahwa jika sang ayah merokok, sebaiknya tidak menyentuh atau berada di dekat bayi tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Langkah sederhana ini sangat penting untuk melindungi bayi dari risiko kesehatan. Respons mereka sangat positif, dan saya merasa bersyukur bisa berbagi pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka.
Setelah berbincang cukup lama, saya pun berpamitan. Dalam momen itu, Ibu Yulia dan suaminya menyampaikan rasa terima kasih mereka atas waktu dan perhatian yang saya berikan. Namun, sejatinya, sayalah yang merasa sangat berterima kasih karena telah diterima dengan begitu hangat oleh keluarga ini.
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa menjadi seorang dokter tidak hanya tentang ilmu medis, tetapi juga tentang membangun hubungan kemanusiaan yang tulus. Kehadiran kita, meski dalam bentuk kecil sekalipun, bisa memberikan dampak yang besar bagi orang lain. Hari itu, saya kembali dengan hati yang penuh haru dan tekad untuk terus memberikan yang terbaik dalam perjalanan saya sebagai calon dokter.
Melalui Program 1000 HPK ini, saya belajar bahwa menjadi pendamping tidak hanya berarti hadir untuk memantau kesehatan fisik, tetapi juga untuk memberikan dukungan moral dan emosional. Sebuah pelajaran berharga yang akan terus saya bawa dalam perjalanan hidup saya.
