Membangun Kehangatan dalam Program 1000 Hari Pertama Kehidupan: Pengalaman Pertama Bersama Ibu Yulia
Oleh : M. ANANDA HUDZEFY | Pada : 14 Desember 2024 | Dilihat Sebanyak 48 Kali
Pada hari Senin, 21 Oktober 2024, saya, M. Ananda Hudzefy, menjalani pengalaman pertama dalam Program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai bagian dari mata kuliah P2KD (Pembentukan dan Pengembangan Karakter Dokter) di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Meskipun awalnya saya seharusnya didampingi oleh Ibu Juniwati, selaku pembimbing utama, namun komunikasi dengannya tidak terjalin saat ingin bertemu dengan ibu hamil. Maka, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah Ibu Yulia, ibu hamil yang akan saya dampingi selama program ini.
Kunjungan pertama saya diawali dengan perkenalan sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UNHAS yang ingin melaksanakan Program 1000 HPK dengan mendampingi Ibu Yulia. Saya menjelaskan tujuan dari kegiatan ini serta meminta kesediaannya untuk berpartisipasi dalam program. Respons dari Ibu Yulia dan keluarganya sangat baik dan hangat, yang membuat saya merasa sangat bersyukur.
Setelah melakukan prosedur informed consent, saya meminta izin untuk melihat Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) milik Ibu Yulia. Dari buku tersebut, saya mendapatkan data bahwa usia kehamilan Ibu Yulia berada pada trimester ketiga, tepatnya bulan kedelapan, dan ini merupakan kehamilan pertamanya. Sayangnya, pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) belum dapat dilakukan.
Menurut Ibu Yulia, keluhan utama selama kehamilan hanyalah mual-mual, yang merupakan gejala umum. Saya kemudian melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV), yang sebagian besar menunjukkan hasil normal, kecuali tekanan darah yang sedikit rendah. Hasil ini telah dikonfirmasi oleh petugas puskesmas sebagai dampak dari kondisi kehamilan Ibu Yulia. Secara keseluruhan, kondisi kesehatannya terbilang baik.
Dalam percakapan santai, saya mengetahui bahwa keseharian Ibu Yulia diisi dengan membuat kue atau membantu tetangganya. Interaksi yang hangat membuat saya merasa diterima sebagai bagian dari lingkungan keluarga kecilnya.
Namun, ada satu hal penting yang menjadi perhatian saya: usia Ibu Yulia yang masih di bawah 17 tahun. Faktor ini menuntut perhatian ekstra terhadap kesehatannya selama kehamilan, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, saya juga meminta nomor kontak suaminya sebagai langkah antisipasi untuk konsultasi lebih lanjut.
Selepas berbincang, saya berpamitan untuk kembali ke kos dan beristirahat. Kunjungan ini meninggalkan kesan mendalam bagi saya. Sambutan hangat dari Ibu Yulia dan keluarganya menjadi motivasi bagi saya untuk menjalankan pendampingan ini dengan sebaik-baiknya. Kepercayaan yang diberikan oleh Ibu Yulia adalah tanggung jawab yang akan saya pegang teguh demi mendukung kesejahteraan ibu dan bayi dalam program ini.
Pengalaman ini menjadi awal dari perjalanan panjang saya dalam Program 1000 HPK—sebuah perjalanan untuk memahami, belajar, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
