1000 Hari Pertama Kehidupan, Awal Baru Cerita Baru
Oleh : NUR ASRI MEGAWATI | Pada : 03 Juni 2019 | Dilihat Sebanyak 273 Kali

Bismillah, Sinar matahari pagi mengawali perjalanan kami menuju Puskesmas Tabarigan, wajah sumringah, ceria, gugup, takut semua terpancar dari raut wajah teman-teman dan adik yang ikut bersamaku. Akupun demikian, ditambah lagi ada notifikasi di grup line teman-teman Puskesmas Tabaringan yang telah lebih dulu berada di sana . Grup line sedang heboh dengan informasi ada lima orang Ibu damping yang kami dampingi mengalami abortus. Firasatku mulai tidak nyaman… Hmmm, betul saja, Qadarullah ternyata satu dari lima Ibu Hamil yang mengalami abortus adalah Ibu Hamil yang kelompokku damping. Jadilah disarankan oleh Ibu Dija salah satu Bidan yang ada di sana untuk mengganti Ibu dampingan kami. Dan akhirnya kami mendampingi Ibu Rini, yang ternyata usianya setahun lebih mudah dariku. Jarak rumah ibu rini dari puskesmas tidak terlalu jauh, jadi kami memutuskan untuk berjalan kaki kesana di bawah terik matahari siang yang lumayan menyengat di kulit. Sesampainya disana kami disambut oleh senyum ibu Anci dan Ibu-ibu lain yang kebetulan sedang bercengkrama di pekarangan Ibu Anci. Oh iya ibu Anci ini adalah orang tua dari Ibu Rini, ibu hamil yang kami damping saat ini. Awalnya aku agak canggung dengan Ibu Rini, karena umurnya yang lebih mudah dariku. Aku bingung harus memanggil Ibu Rini dengan panggilan Ibu atau Adek. Tapi aku akhirnya memutuskan untuk memanggilnya dengan panggilan Bu Rini, meskipun saya sedikit merasa aneh karena Bu Rini terus memanggil saya kakak. Ternyata kehamilan Ibu Rini ini adalah kehamilan yang pertama baginnya dan kehamilannyapun masih berada pada trimester awal. Setelah menyampaikan maksud kedatangan kami dan menanyakan beberapa pertanyaan seputar kehamilan dan memperhatikan linkungan sekitarnya kamipun berpamit untuk pulang. Oh iya, aku belum bilangkan kalau letak puskesmasnya itu ditengah-tengah pasar dan kebetulan adik kelas yang mobilnya kita tumpangi parkirnya di daerah luar pasar, dengan bermodal aplikasi google maps kami berjalan di daerah pasar untuk menuju puskesmas Tabaringan. Aku dan teman-teman yang lain belum pernah menginjakkan kakiku di daerah ini jadi kami kurang familiar dengan medan yang kami tempuh , awalnya aku dan teman-teman kaget karena kita harus jalan di tengah-tengah pasar yang lumayan panjang untuk sampai di Puskesmas tapi lumayan seru juga karena kita benar-benar jalan diantara puluhan bapak-bapak dan ibu-ibu penjual yang sedang menawarkan dagangannya, belum lagi Ibu-ibu yang sedang asyik berbelanja jadi lumayan bikin jalannya tersedat alias agak macet. Benar-baner perjalanan yang berkesan, dan alasan aku panggil Rini dengan sebutan Ibu bukan dengan panggilan ade karena tidak semua wanita bisa merasakan manisnya menjadi Ibu ataupun calon Ibu, masih banyak orang di luar sana yang sangat menginginkan kehamilan dalam kehidupan rumah tangganya namun Allah masih belum memberikan memongan kepada mereka yah meskipun tidak sedikit juga orang tua yang tega menelantarkan darah dagingnya sendiri. Jadi sebagai penghargaan kepada Rini saya rasa sebutan seorang Ibu pantas untuk disandingkan dengan namanya. Sekian ceritaku kali ini, semangat untuk sisa 1000 hari kedepannya teman-teman dan adik-adik.