Kesan Pertama yang Cukup Mengherankan Namun Sangat Mengesankan

Oleh : NABILA SALSABILA SYAHARANI SYAFRI | Pada : 13 Juni 2024 | Dilihat Sebanyak 103 Kali

Assalamu’alaikum Wr Wb.,

Perkenalkan, nama Saya Nabila Salsabila Syaharani Syafri dari kelas B Preklinik FK Unhas Angkatan 2021 dengan NIM C011211227. Pada program 1000 Hari Pertama Kehidupan ini, Saya bersama teman-teman Saya yaitu Siti Nurhaliza dan Risma Pramuditha mendampingi seorang ibu bernama ibu Pida yang bertempat tinggal di kabupaten Maros yang kini berusia 41 tahun pada kehamilan ke-5nya.

Minggu, 5 November 2023 merupakan momen pertama kami bertemu dengan keluarga ibu Pida. Kami didampingi oleh seorang bidan desa bernama bidan Ati yang memandu kami untuk menuju ke rumah ibu Pida. Pada awalnya kami merasa heran dengan bahasa yang digunakan oleh bidan Ati saat berkomunikasi dengan ibu Pida. Menurutku, bahasa itu tidak asing namun terasa aneh saat ibu Pida mulai berbicara. Butuh waktu beberapa lama agar kami dapat menyadari bahwa bidan Ati menggunakan bahasa makassar dan yang membuat kami lama untuk menyadarinya ialah karena artikulasi dari ibu Pida yang kurang jelas dikarenakan ibu Pida mengalami keadaan labiopalatoschisis atau (mohon maaf) sumbing yang membuat artikulasi tiap kalimatnya menjadi kurang jelas. Sejak saat itu kami mulai beradaptasi agar dapat menyesuaikan dengan keadaan ibu meskipun pada mulanya sering ber-Hah? Hah? saat berkomunikasi. Kami juga meyakinkan ibu Pida untuk jangan malu untuk berbicara dengan kami terlebih dalam hal mengulik detail keluarga dan kehamilannya. Selanjutnya, Proses informed consent pun berjalan dengan baik dan sejak saat itu kami pun resmi menjadi kakak damping dalam kehamilan ibu Pida. 

Saat itu, anak dari ibu Pida ternyata sudah lahir, bayi mungil nan menggemaskan itu diberi nama Maulana. Adik Maulana lahir dengan usia cukup bulan dan dalam kondisi yang baik meskipun persalinannya dijalani dengan metode sectio caesarea. Sejak lahir, ibu pida hanya fokus memberikan ASI ekslusif tanpa bantuan dari susu formula. Suami dan anak-anaknya pun sangat mendukung dan turut membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah sehingga ibu Pida tidak lagi harus memforsir tenaga sehingga dapat fokus merawat bayinya.

Kami kemudian memberikan beberapa edukasi kepada ibu Pida terkait ASI dan Imunisasi serta meminta ibu Pida untuk menghubungi kami jikalau ada kendala maupun hal-hal yang ingin ditanyakan lebih lanjut. Di akhir sesi, kami saling bertukar nomor telepon dan menjadwalkan untuk pertemuan berikutnya.

Sekian ⁽⁠⁽⁠ଘ⁠(⁠ ⁠ˊ⁠ᵕ⁠ˋ⁠ ⁠)⁠ଓ⁠⁾⁠⁾

 



Leave A Reply