TRAGEDI BERDARAH NOVEMBER DAN KEAJAIBAN PASCA MALAPETAKA

Oleh : ZULKIFLI RAHMAN | Pada : 07 Juni 2024 | Dilihat Sebanyak 238 Kali

10 November 2023 adalah tanggal dimana saya pertama kali mendengar berita yang tidak mengenakkan tersebut. Seperti yang tertera pada judul artikel ini, tragedi tersebut menempatkan bayi yang kami dampingi berada di antara hidup dan mati.

Perkenalkan, nama saya Zulkifli Rahman dari kelas A dengan NIM C011211008. Saya berasal dari kelompok 3 P2KD yang menjalankan tugas bersama dua rekan hebat saya, yaitu Thiessya Angelin Tandi, dan Nadia Vhega Jubail. Saya akan berbagi sedikit cerita tentang sebuah tragedi menegangkan yang menimpa ibu hamil yang kami dampingi dan bayinya. 

Tepat pada tanggal 10 November 2023 pukul 15.14, saya menghubungi Ibu Hamil yang saya dampingi (sebut saja ibu S) dengan tujuan untuk meminta izin untuk melakukan kunjungan kami yang kedua. Setelah 4 menit berlalu, sebuah notifikasi pesan WhatsApp muncul di ponsel saya, ternyata balasan dari ibu S. Beliau berkata bahwa ia sudah menjalani Sectio Caesaria pada tanggal 9 November 2023 dan telah menjalani perawatan selama 6 hari di rumah sakit. Saya sebagai mahasiswa pendamping sontak kaget bukan main dengan pernyataan ibu S, karena beliau menjalani persalinan pada usia kehamilan yang masih sekitar 30 MINGGU!

Tak ingin berlama-lama menyimpan rasa penasaran, saya terus menanyakan kondisi yang dialami oleh ibu hamil yang saya dampingi, apa yang sebenarnya telah terjadi?. Beliau berkata bahwa bayinya lahir dengan berat badan 1,8 kg dan dirawat di NICU. Terpasang pula banyak peralatan medis di tubuh bayinya, karena bayinya meminum banyak darah. Sungguh keadaan yang sangat memilukan. Pada saat itu, Ibu S tidak dapat melakukan banyak hal karena bekas operasi di perutnya masih terasa sakit. Saya pun hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk ibu S dan anaknya, serta melaporkan hal ini ke dosen pendamping P2KD saya.

4 Juni 2024 adalah tanggal kunjungan terakhir kami dengan ibu S dan bayinya. Saat ini, bayi tersebut sudah tumbuh sehat, mampu menyusu kuat, dan makan MPASI dengan lahap. Sebuah rasa syukur dan kelegaan bagi kami sebagai mahasiswa pendamping menyaksikan pemandangan tersebut. Tuhan telah menyelamatkan nyawa bayi ibu S dari suatu tragedi yang memilukan. 

Pada paragraf akhir ini, saya akan memberitahu tentang dalang dari kelahiran prematur sang bayi. Penyebabnya adalah suatu kondisi terlepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum waktunya, atau ABRUPTIO PLASENTA.



Leave A Reply