Bertemu dengan Si Kecil Farid yang Ekspresif
Oleh : EUGENIA AGNES ROMBELAYUK | Pada : 30 Maret 2024 | Dilihat Sebanyak 109 Kali
Pada Sabtu, 30 Maret 2024, saya (Eugenia Agnes Rombelayuk) dan teman saya Zalzadilla Saputri melakukan kunjungan keempat kami bersama Ibu Hasmawati yang kali ini ditemani oleh sang buah hati.
Pada kunjungan ini, kami menanyakan kondisi kesehatan ibu dan keluarga, menanyakan apa saja vaksin yang sudah diberikan, dan kapan jadwal ke posyandu berikutnya. Berdasarkan buku KIA, ternyata adik Farid sudah mendapatkan vaksin Hepatitis B, BCG, polio tetes 1 dan 2, serta vaksin tambahan Rotavirus. Kami juga menanyakan apakah setelah lahir, adik Farid diperiksa hormon tiroidnya. Ibu Hasmawati juga menambahkan bahwa anaknya sudah diberikan vitamin K. Selain itu, kami menanyakan apakah adik Farid mengalami keluhan seperti demam setelah vaksin atau ada bengkak di tempat bekas penyuntikan, dan puji Tuhan tidak ada. Berat badan adik Farid juga bertambah 1,3 kg dari kunjungan sebelumnya.
Ibu Hasmawati bercerita bahwa beliau merasakan perbedaan yang cukup signifikan dalam hal pemberian ASI, dimana adik Farid lebih kuat minum ASI dibandingkan kedua kakak perempuannya, Fatimah dan Fatiha. Beliau juga bercerita pernah memberikan air putih pada anak keduanya ketika masih berusia di bawah 6 bulan yang setelah itu langsung sakit. Dari situ, Ibu Hasmawati belajar kalau pada masa pemberian ASI eksklusif memang mutlak hanya diberikan ASI, tidak ada tambahan lain bahkan air putih sekalipun. Puji Tuhan sekarang Fatiha dalam keadaan sehat dan aktif bermain seperti anak lain seusianya.
Ketika ibu Hasmawati menggendong dan memangku adik Farid, kami mengamati bahwa perkembangan gerak motoriknya sudah baik karena ia sempat menggenggam kerudung ibunya, bahkan sering mengepalkan tangannya. Yang paling menarik dan berkesan bagi kami ialah mata dan alisnya yang sangat ekspresif. Adik Farid sering mengerutkan alisnya seperti sedang berpikir, melihat ke samping seolah-olah sedang merasa terganggu dengan sesuatu, dan jarang berkedip seolah-olah ia sedang melamun. Rasanya seperti dia sedang berbicara kepada kita dengan matanya.
Ibu Hasmawati juga bercerita bahwa sampai usia 1 bulan, seringkali beliau tidak tidur karena menyusui adik Farid, namun setelah 1 bulan itu biasanya beliau terbangun 3-4 kali. Sejak adik Farid sudah bisa mendengar, seringkali ia menjadi sulit untuk tidur karena di rumah ada kakak-kakaknya yang bermain, terutama karena adanya libur puasa dan libur lebaran.
