Jarak dan Perubahan, Bukanlah Halangan untuk Kunjungan Ke-2

Oleh : NICOLE PHOENIX GOSALI | Pada : 09 Maret 2024 | Dilihat Sebanyak 205 Kali

Pertemuan kami dengan Bu Okta menjadi sebuah momen yang tidak terlupakan bagi kami, dimana momen tersebut juga menjadi hal yang mengubah kehidupan kami. (Artikel Kunjungan 1: Pertemuan Pertama Bersama Seorang Ibu)

Hari pertama di bulan ke-3 di tahun 2024, merupakan hari dimana saya, Nicole Phoenix bersama kedua rekan saya Delvi Fonda dan Luh Kade Vratena (Dekna), melakukan kunjungan kami yang kedua kepada Bu Oktavia Febriyanti. Sekedar pengingat, Bu Oktavia—atau sering kami panggil—Bu Okta, adalah perempuan yang menjadi tanggung jawab kami selama menjalankan tugas P2KD.

Sedikit kilas balik, ketika kami mengungjungi rumah beliau di Jl. Andi Tadde pada bulan Februari, mertua Bu Okta mengatakan bahwa beliau tidak lagi tinggal bersamanya, dan saat ini Bu Okta dan suaminya tinggal di rumah orang tuanya di Jl. Palantikang. Kami cukup terkejut saat mendapat kabar tersebut, ditambah mendapat informasi bahwa Bu Okta telah melahirkan. Namun, kami sangat bersyukur dan turut berbahagia karena Bu Okta dan bayi mereka berhasil melalui proses persalinan dengan selamat.

Kembali ke masa kini, kami pun memulai perjalanan kami setelah kuliah selesai dan langsung bergegas menuju rumah orang tau Bu Okta di Jl. Pallantikang. Sesampainya di tempat tinggal baru Bu Oktavia, kami segera disambut hangat oleh seorang anggota keluarga Bu Okta yang bernama Rhina Stevany. Bu Rhina adalah kakak sepupu Bu Okta yang juga tinggal bersama-sama di bawah satu atap dengannya. Kami kemudian dipersilakan untuk duduk di teras rumah sambil menunggu Bu Okta. Sambil menunggu, Bu Rhina membawakan sang buah hati Bu Okta yang sangat menggemaskan. Nama bayi tersebut adalah Muhammad Viaz Al-Baihaqi. Suasana di tempat itu seketika menjadi semakin hangat dan penuh keharmonisan. Bayi Viaz lalu diletakkan di dalam gendongan rekan saya, Delvi, dan sungguh menenangkan melihat bayi Viaz terlihat sangat kalem saat digendong oleh Delvi. Bayi Viaz juga seketika menggenggam jari jemari Delvi yang tidak sengaja berada di telapak tangan bayi Viaz. Dari penglihatan tersebut, kami sepakat bahwa refleks menggenggam bayi Viaz positif yang artinya normal untuk bayi seusianya. Kami juga melakukan tes refleks Babinsky pada telapak kaki bayi Viaz karena refleks Babinsky normal juga pada bayi. Tidak lama setelah itu, Bu Okta akhirnya keluar dan menyambut kami. Kami lalu menyapa Bu Okta dan menanyakan kabar dan kondisi beliau. Kami menanyakan apakah ada keluhan selama melahirkan atau pasca melahirkan, bagaimana kondisi bayi Viaz setelah lahir dan selama perawatan setelah lahir. Kami juga menanyakan apakah bayi Viaz ada menerima vaksin atau belum. Syukurlah tidak ada masalah pada Bu Okta dan bayi Viaz saat persalinan dan pasca persalinan. Berdasarkan penjelasan dari Bu Okta juga, bayi Viaz telah menerima vaksin hepatitis B dan vaksin campak. Selain itu, Kami juga menanyakan mengenai asupan gizi Bu Okta dan bayi Viaz, apakah teratur atau tidak. Kami melakukan edukasi mengenai makanan yang bagus dikonsumsi oleh Bu Oktavia untuk membantu pemulihan tenaga beliau setelah melahirkan, kami menyarankan banyak mengkonsumsi makanan kaya zat besi, misalnya bayam, agar Bu Okta tidak terkena anemia, dan juga mengkonsumsi makanan kaya vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi. Kemudian kami menyarankan agar tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengganggu penyerapan zat besi seperti kopi dan teh. Kami juga memberitahu mengenai pentingnya ASI eksklusif untuk bayi Viaz yang masih berusia dibawah 6 bulan.

Setelah banyak berbincang-bincang dengan Bu Okta dan Bu Rhina, kami pun menanyakan apakah sudah tidak ada yang mau disampaikan atau ditanyakan, lalu kami berpamitan dan meminta izin untuk meninggalkan kediaman mereka. Demikian kunjungan kami yang ke-2.

 



Leave A Reply