Pertemuan Ketiga dengan Ibu Hasmawati
Oleh : EUGENIA AGNES ROMBELAYUK | Pada : 08 Maret 2024 | Dilihat Sebanyak 198 Kali
Pada hari Sabtu tanggal 10 Februari 2024, saya (Eugenia Agnes Rombelayuk) bersama teman saya (Zalzadilla Saputri) kembali mengunjungi ibu Hasmawati yang pada tanggal 3 Februari lalu telah melahirkan anak ketiganya, yang rupanya lebih awal dibandingkan Hari Perkiraan Lahir (HPL), yakni 20 Februari 2024.
Disini saya juga akan bercerita sedikit mengenai pengalaman saya menemani ibu Hasmawati memeriksakan kehamilannya di poli Obgyn RS Hermina pada tanggal 25 Januari 2024 (sebelum kunjungan ketiga ini). Setelah ibu Hasmawati mendaftar dan diperiksa tekanan darah serta berat badannya, beliau dan suaminya mengajak saya untuk berpindah tempat duduk di dekat poli. Sembari menunggu, saya berbincang-bincang dengan beliau dan untungnya tidak terlalu banyak pasien pada hari itu sehingga tidak butuh waktu lama, nama ibu Hasmawati pun dipanggil oleh perawat. Sebelumnya saya juga sudah meminta izin untuk ikut masuk dan mendengar penjelasan dokter. Saat di ruangan dokter, kami pun duduk dan Ibu Hasmawati menceritakan kepada dokter bahwa saya ini mahasiswa dari FK unhas yang sedang menjalankan program 1000hpk. Dokter yang menangani ibu Hasmawati adalah dr. Willy Akbar, Sp.OG dan saya belajar banyak sekali hal dari kunjungan itu. Disitu saya bertanya apakah ibu Hasmawati bisa bersalin secara normal, tetapi dokter menjelaskan bahwa bukan soal bisa atau tidaknya melainkan berapa persentase keberhasilannya. Kemudian dokter menanyakan apakah saya sudah masuk blok obgyn dan saya mengatakan belum, tetapi dokter sangat sabar dan bahkan antusias mengajari saya cara melakukan skoringnya. Dokter meminta saya untuk membuka google dan mencari terkait VBAC scoring. Jadi VBAC scoring ini adalah untuk menilai keberhasilan persalinan pervaginam pada perempuan yang pernah melahirkan secara SC sebelumnya. Dokter lalu menanyakan ke Ibu Hasmawati hal-hal yang ada di scoring tersebut sambil saya juga mengikuti menggunakan hp saya. Hasilnya, ibu Hasmawati mendapatkan 3 poin, jadi persentase keberhasilan persalinan pervaginamnya itu 60%, jadi sangat tinggi risikonya sehingga dari ibu dan keluarga memilih setuju untuk dilakukan persalinan SC. Selanjutnya, dokter melakukan pemeriksaan USG dan ibu serta keluarga juga mengizinkan saya untuk ikut melihat. Selama tindakan, dokter menyebutkan satu-persatu hal yang terlihat, mulai dari posisi kepala janin yang berada di bawah, umur janin berdasarkan lingkar kepala 39 minggu, hidung, bibir atas, bibir bawah baik, tulang hidung terlihat, lensa bola mata kiri dan kanan terlihat, punggung terletak di sebelah kiri, jantung dan paru ada di rongga dada, frekuensi jantung 158x/menit (masih dalam batas normal), diafragma terlihat, usus terlihat dalam perut, lambung janin terisi, ginjal kiri dan kanan terlihat, tidak ada pelebaran pembuluh darah di regio ginjal, kandung kemih terisi urin, terdapat buah zakar dan lubang anus—kesan laki-laki. Selain itu terdapat peningkatan berat badan janin yaitu 2,6 kg dari yang sebelumnya 2,5 kg. Setelah pemeriksaan selesai, dokter juga menanyakan apakah saya sudah masuk blok endokrin, namun karena belum masuk, dokter menjelaskan tentang pentingnya pemeriksaan tiroid pada bayi yang baru lahir karena hormon tiroid itu sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Sekarang setelah saya belajar di blok endokrin terkait Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) barulah saya benar-benar paham maksud dokter waktu itu.
Sewaktu saya dan teman saya mengunjungi ibu Hasmawati pasca persalinan, beliau bercerita bahwa pada tanggal 1 Februari ketika beliau pergi untuk pemeriksaan kehamilan lagi, beliau diminta untuk tinggal di RS hingga tiba waktu bersalin yang jatuh pada tanggal 3 Februari 2024 dan sesuai hasil USG, anak ketiga ibu Hasmawati berjenis kelamin laki-laki dalam keadaan yang Puji Tuhan sehat dan kata ibu Hasmawati, jarang rewel pada malam hari.
Setelah berbincang-bincang dan menanyakan kondisi ibu Hasmawati pasca persalinan, kendala yang dihadapi saat persalinan, dan jadwal imunisasi, kami melengkapi formulir P2KD, mengucapkan terima kasih, dan pamit kepada ibu serta keluarga.
