1000 Hari Kehidupan, Program Membina Perbaikan Generasi Menjadi Lebih Baik
Oleh : NOVIA WIRA TUNGADI | Pada : 22 November 2014 | Dilihat Sebanyak 254 Kali
D-1
Hari pertama kunjungan saya pada Ibu hamil yang akan saya dampingi sampai 1000 hari kedepan adalah pada hari Kamis, 20 November 2014. Saya bertemu dengan seorang Ibu hamil dengan usia kandungan hampir 7 bulan bernama Ibu Maria Jun. Ibu Maria Jun ini bisa dibilang masih sangat muda. usianya baru 19tahun dan sekarang sedang mengandung anak kedua. Setelah saya memaparkan makna dari program ini dihadapan Ibu Maria Jun dan suaminya, mata mereka tampak berbinar, menaruh harapan terbaik untuk program ini. Mereka memberikan persetujuan kepada saya untuk me-follow up kehamilan sang Ibu. Setelah mendapat persetujuan, sayapun memulai wawancara singkat mengenai data-data yang diperlukan seperti pendidikan terakhir sang ibu, suami, dan pekerjaannya. Dari wawancara singkat ini, saya memperoleh banyak hal. Saya jadi mengetahui bahwa mereka adalah pasangan suami istri yang membangun kehidupan rumah tangga di tanah rantauan. Mereka bukan orang asal Makassar. Mereka pun bahkan belum punya tempat tinggal sendiri. Mereka tinggal di rumah kos. Ibu Maria Jun ini bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan suaminya yang bernama Pak Sefi bekerja sebagai pegawai swasta. Penghasilan Pak Sefi perbulannya tidak menentu, walau tertinggi bisa mencapai sampai 1,9juta. Awalnya saya terkejut mendengar penghasilan bapak ini. Tetapi setelah mendengarkan penjelasan lebih lanjut mengenai kehidupan mereka, saya menjadi sangat tersentuh. Memang gaji bapak ini bisa sampai 1,9juta, tetapi gaji ini setengahnya di kirimkan ke kampung untuk keluarga. Dari sisa yang setengah tersebut, mereka harus menggunakannya untuk membayar uang kos. Akhirnya sisa uang yang ada hanya dapat dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti makan dan membeli peralatan rumah tangga yang pas-pasan sekali. Bahkan, ternyata Ibu Maria Jun ini tidak pernah sekalipun pergi ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya, dari sini terlihat jelas bahwa Ibu ini sama sekali tidak pernah mendapatkan edukasi tentang kehamilannya. Karena tidak pernah pergi ke puskesmas, Ibu ini juga bahkan belum pernah memberikan imunisasi kepada anaknya yang pertama. Saya merasa sangat iba kepada kondisi hidup Ibu ini, karena di kota sebesar Makassar ini, masih ada Ibu yang belum mampu untuk memberikan imunisasi kepada anaknya.
Melalui program ini, saya menjadi tersadarkan secara langsung, karena saya melihat dan mendengarkan secara langsung. Saya sangat bersemangat untuk memberikan yang terbaik dalam mengawasi Ibu hamil ini dan program ini. Semoga program ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar dan memberikan manfaat yang terbaik juga untuk Ibu hamilnya.
Foto ini adalah foto ibu Maria Jun bersama dengan suaminya yang saya ambil di kos mereka sebagai bukti kunjungan saya yang pertama.