Ulang Tahun Arfan Ke-2 (review 1000 hari yang lalu)

Oleh : SYAHIRAH AMIRRUDIN | Pada : 17 Maret 2017 | Dilihat Sebanyak 645 Kali

Alhamdulillah. Genap dua tahun yang lalu, Arfan telah dilahirkan pada 17 Maret 2015 jam 2.00 pagi. Aku mendapat informasi telat karena hapeku lagi bermasalah waktu itu. 28 Maret aku ke rumah bumil di Jl. Vetran dan melihat Arfan untuk pertama kali. Arfan membesar dengan sehat sehingga suatu ketika sewaktu dia berumur 1 bulan, ayahnya pernah ingin membawanya lari (kemungkinan ingin dijual kata ibunya karena kesempitan hidup). Bapa Arfan tiada pekerjaan tetap yaitu bekerja sebagai pekerja binaan. Setelah binaan siap (sebulan sebelum Arfan lahir), bapanya Arfan menganggur lagi sehingga susah sekali bisa makan ayam karena mahal. Setelah insiden ayahnya Arfan mau membawa pergi Arfan (tapi tidak berjaya karena ketahuan ibunya, tragis skali memang), ayah Arfan tidak lagi pulang ke rumah. 

Setelah Arfan berumur 5 bulan, ibunya mulai bekerja. Dengan itu, mulailah Arfan minum susu formula (tidak ada kulkas di rumah untuk simpan stok ASI). Ketika Arfan berumur 6 bulan, saya memperhatikan bahwa lingkar kepala Arfan konstan tidak berubah selama sekitar 7 bulan. Selama waktu itu, beberapa usaha yang sudah saya lakukan untuk membawanya ke dokter spesialis anak. Tapi tidak berjaya (panjang ceritanya). Sehingga Arfan berumur 1 tahun 1 bulan, lingkar kepalanya baru ada penambahan sekitar 0.5cm. Sepanjang tempoh itu, Arfan juga sering batuk berdahak yang tidak membaik walaupun sudah ke puskesmas dhompet dhuafa dan mendapatkan obat. Waktu berlalu lagi, kini Arfan berumur 1 tahun 5 bulan. Arfan terjatuh dari kerusi yang agak tinggi sehingga dia pingsan sebentar sebelum tersadar kembali ketika ibunya berteriak dan mengangkat Arfan. Setelah kejadian itu berlaku, lebih banyak usahaku untuk membawa Arfan ketemu dokter spesialis anak di Wahidin. Tetapi Arfan masih belum punyai BPJS dan malah belum ada akte kelahiran. Masih banyak proses yang harus dilakukan untuk mendapatkan BPJS. Apa yang memperparah lagi, ayahnya Arfan belum ada KTP. Seakan-akan mustahil sekarang untuk Arfan mendapatkan rawatan lanjut. Perkembangan Arfan terlihat lebih jelek apabila Arfan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berdiri, merangkak maupun duduk sendiri!

Ayah Arfan kembali ke rumah ketika Arfan (yang masih belum bisa berjalan) berumur 1 tahun 8 bulan. Setelah berbaik suami isteri, ibunya Arfan mengambil keputusan untuk berhenti bekerja dan menjaga Arfan sepenuh masa, Sewaktu ini, Arfan dapat minum merek susu yang agak mahal (bagi saya) Susu Dancow. Tetapi disangka panas hingga ke petang kiranya hujan tengah hari, ayah Arfan lari lagi meninggalkan Arfan dan ibunya yang sudah tidak bekerja itu. Kesehatan Arfan berterusan batuk berdahak walaupun sebelumnya sudah diberikan supplemen untuk menambahkan imun tubuh. Mungkin juga karena faktor lingkungan yang dikelilingi orang merokok (tetangga). Usaha untuk membawa Arfan ke dokter spesialis masih diteruskan walaupun tanpa BPJS. Mengharapkan ihsan dari dokter 1000 hari kehidupan sudi membantu. Beberapa halangan membuatkan Arfan tidak juga berjaya ketemu dan mendapatkan rawatan spesialis meskipun sudah sampai di RS. Sebulan sebelum menyambut ulang tahun kelahirannya yang kedua, Arfan jatuh lagi, terhentak kepalanya ke lantai sehingga demam dan berak-berak untuk sehari. Melihat kelalaian ibunya itu, kekadang membuatkan aku rasa marah karena kedua-dua kali Arfan terjatuh adalah sewaktu dipangku ibunya sendiri. Mungkin karena faktor usia. Menikah muda. Semoga aku dijauhkan dari kelalaian seperti itu,

Semalam, usahaku untuk yang terakhir kali membawanya ke praktek spesialis di Sudiang sebelum umurnya menjelang 2 tahun hari ini. Dari Vetran ke Sudiang dengan menaiki motor bukanlah mudah dengan membawa lagi dua penumpang dibelakang yang satunya itu adek bayi. Perjalanan yang amat mengecewakan karena kami tidak berjaya ketemu tempat praktek yang dituju setelah putar di beberapa tempat dan beberapa kali. Adek bayi sudah mula merengek rimas dan kerisauan ibu yang menebal karena malam mulai menua membuatkan aku dengan berat hati menghantar mereka pulang lagi untuk keberapa kalinya TANPA konsultasi ataupun pengobatan spesialis. Kekecewaan aku pada malam itu tidak dapat diubati dengan apapun. Aku mulai menyalahkan segala-galanya yang telah berlaku karena aku tidak bisa membantu Arfan. Monitoring aku terhadapnya setiap bulan dari dua tahun yang lalu hanyalah tinggal monitor tanpa tindakan. Aku lelah. Cukuplah dengan 1000 hari yang lalu itu.

Setelah menghantar Arfan dan ibunya pulang, aku berpelukan dengan mereka mengucapkan maaf dan selamat tinggal. Hati menangis sendiri memikirkan apakah matlamat program ini bakal tidak tercapai pada keluarga yang miskin? Walaupun target bayi yang diambil mahasiswa adalah dari keluarga yang miskin. Aku harus melakukan sesuatu. Dengan itu, walaupun setelah ini aku bakal sibuk sekali menguruskan skripsi dan hal-hal lain, tidak akan ku biarkan adek bayi yang telah dimonitor dari dalam kandungan itu untuk menerima nasibnya seperti itu tanpa bantuan. In Sya Allah, I will always find another and another and another solution for you Muh, Arfan Al-Qadri. Allahumma Yassir.

 

17 Maret 2017, 11.20 pm



Leave A Reply