Kelahiran Sang Bayi (Setelah 300 Hari Kawal Generasi)
Oleh : IIN FADHILAH UTAMI TAMMASSE | Pada : 07 Februari 2015 | Dilihat Sebanyak 1032 Kali

Banyak buku yang menuliskan berbagai persepsi mengenai 7 keajaiban dunia. Ka'bah di Saudi Arabia, Colosseum di Roma, Eiffel di Paris, Taj Mahal di India dan berbagai bangunan istimewa yang menjadi kebanggan tiap kota maupun negara. Namun, tak ada yang lebih ajaib selain menyaksikan proses kelahiran seorang manusia dari bangunan terkokoh di dunia yang disebut Rahim.
Pagi itu 1 Februari 2015, Ibu hamil yang dikawal sejak November 2014 mengalami keluhan sakit perut hebat akibat kontraksi. Aku pun segera memanggil bidan dan ia dengan sigap melakukan VT lalu mengatakan bahwa telah terjadi pembukaan 3 dan 4. Tak bisa dibayangkan rasa panik yang kurasakan pada pagi itu. Menyadari bahwa sebentar lagi Ibu Ika akan segera partus.
Karena Ibu Ika melahirkan anak pertama, maka kuputuskan untuk membawa Ibu Ika ke Rumah Sakit Bersalin di dekat rumahku. Rencana awalnya hendak memanggil bidan ke rumah. Namun, setelah berdiskusi dengan keluarga Ibu Ika bahwa kelahiran pertama tentu sulit, beresiko (usia 18 tahun), dan belum memiliki pengalaman melahirkan sebelumnya. Maka pukul 09.14 kami segera berangkat ke RSB Alifah di BTP.
Saat di VT ulang oleh bidan, dikatakan bahwa telah terjadi pembukaan 7 dan 8. Yang artinya, waktu kelahiran sudah semakin dekat. Ibu Ika sudah mengerang kesakitan apabila terjadi kontraksi yang kuat pada rahimnya. Bidan menegurnya dengan halus jika Ibu Ika terlihat mengejan, karena belum saatnya mengejan bila ketuban belum pecah. Seorang bidan berkelakar bahwa jika wajah kita terciprat air ketuban, maka kita bisa menjadi awet muda.
Tak lama dokter pun datang. Dengan sebuah alat yang mirip gunting terbelah, dokter memecahkan ketubannya. Pembukaan lengkap. Rasa sakit yang demikian hebat semakin dirasakan Ibu Ika. Selang beberapa saat, bidan memeriksa DJJ (Denyut Jantung Janin) dari si bayi dan alhamdulillah bayi dalam keadaan sehat dan normal.
Inilah saat saat yang paling menegangkan. Saat-saat dimana bayi akan segera lahir. Ibu ika harus mengejan sekuat mungkin agar kepala bayi bisa segera keluar. Pukul 10.25 kepala bayi sudah terlihat sebesar koin. Beruntung bidan mengizinkan saya masuk ke dalam ruang bersalin setelah memperkenalkan diri dan menjelaskan secara singkat program 1 Bayi 1 Mahasiswa.
Pukul 10.30 kepala bayi masih maju mundur. Karena baru pertama kali melahirkan, Ibu Ika sulit mengejan dengan baik seperti yang diinstruksikan oleh bidan dan dokter. Pukul 10.41 kepala bayi sudah semakin hampir keluar.
"Sedikit lagi bu, sedikit lagi bu", kata bidan menyemangati persalinan ibu Ika. Ketika kepala sudah menonjol keluar, bidan dengan sigap mengambil sebuah gunting khusus dan melakukan episiotomi. Ketika kepala sudah keluar, maka badan bayi juga akan otomatis keluar dengan sangat cepat dan licin. Tepat pukul 11.00 akhirnya bayi Ibu Ika terlahir ke dunia. Selang 5 detik barulah si bayi meneriakkan tangisan pertamanya. Menurut penjelasan dosen di kuliah Biomedik 2, tangisan bayi ini yang membantu menutupnya foramen ovale di jantung bayi.
Bayi Ibu Ika lahr dengan berat 3,5 kg. Jika 2 minggu sebelumnya saat USG, dokter menghitung berat janin sekitar 2,5 kg. Alhamdulillah semoga bayinya tumbuh sehat dan cerdas serta menggemaskan.
Tak terasa sudah menjalani kurang lebih 300 hari program mengawal pemimpin masa depan sejak masih dalam kandungan. Program ini boleh dikatakan program lintas alam, antara alam rahim dan alam dunia. Namun, tugas kita masih panjang, yaitu 700 hari lagi atau sekitar 2 tahun mengawal perkembangan adik bayi yang baru lahir.
Banyak hal yang bisa saya petik dari menyaksikan proses kelahiran ini. Selain bisa mengasosiasikan sedikit ilmu Biomedik (Anatomi, Fisiologi, Biokimia, Histologi) terkhusus untuk Sistem Reproduksi juga menambah kesadaran kita tentang pentingnya peran seorang ibu dalam hidup kita.
Nah, inilah cerita saya selama mengawal lintas-alam bayi Ibu Ika. Kini, kami berada di alam yang sama dan semoga 700 hari kedepan akan luar biasa seperti 300 hari yang lalu. Aamin.