Selfie Sang Calon Pemimpin (Catatan Hati Pengawal Generasi)

Oleh : IIN FADHILAH UTAMI TAMMASSE | Pada : 27 Januari 2015 | Dilihat Sebanyak 328 Kali

Selfie telah menjadi fenomena yang umum ditemukan di berbagai kalangan usia. Saat mengunjungi tempat-tempat istimewa, biasanya kita akan mengabadikan momen itu dengan melakukan Selfie. Namun, akan lebih menarik rasanya melihat Selfie yang dilakukan oleh calon Bayi saat masih di Rahim Ibunya. Selfie yang dilakukan oleh Calon Bayi yang saya kawal sejak 4 minggu yang lalu. Memasuki minggu ke-37 sudah menjadi waktu yang baik untuk melihat ‘selfie’ calon bayi. Sore itu, kami mengunjungi Kamar Praktik dr. Syahruni, Sp.OG untuk menjalani Ante Natal Care sekaligus USG untuk melihat kondisi sang calon bayi. Malam itu selepas shalat maghrib, ditemani Ibu Elis (Ibu Mertua dari Ibu Ika) memasuki bilik pemeriksaan. Ibu Ika dipersilahkan naik ke atas tempat tidur dan di perut Ibu Ika dioleskan gel bening sebelum di USG. Dr. Syahruni dengan terampil meletakkan perangkat USG di atas perut Ibu Ika sambil melihat ‘Selfie’ sang calon bayi. “Tabe’ Dok, boleh dijelaskan gambarnya dok?” Meski merasa sungkan tapi rasa penasaran memaksaku untuk bertanya pada Dokter. Ilmu Biomedik yang masih sederhana membuat gambar di layar USG terlihat sangat asing bagiku. Hanya gambar hitam dan putih. Sambil menggerak-gerakkan alat di atas perut Ibu Ika, Dokter menjelaskan bahwa keadaan calon Bayi Alhamdulillah sehat walafiat. Dokter juga memperlihatkan organ jantung yang terlihat berdenyut sangat cepat. Bentuknya kecil dan berada ditengah-tengah. Selain itu, kami semua penasaran dengan jenis kelamin si calon bayi. Dokter berusaha mencari organ kelamin dan menemukannya! “Lihat, ini sepertinya perempuan!” , kata dokter sambil menunjukkan sebuah objek yang berbentuk seperti labium majora. Rona wajah Ibu Ika yang sangat bahagia tak bisa ia sembunyikan. Sudah menghitung hari menuju hari kelahiran. Sering terasa sakit di daerah perut bagian bawah yang terasa seperti tembus kebelakang. Namun menurut dokter hal itu wajar, karena posisi bayi sudah menuju masuk ke liang kelahiran. Yang menjadi masalah bagi ibu Ika adalah nafsu makannya. Saat masih memasuki bulan ke-2 atau ke-3, mengidam adalah fenomena biasa, namun hingga memasuki bulan ke-8 entah mengapa nafsu makan Ibu Ika belum membaik. Maka dari itu Dokter memberi penambah nafsu makan dan vitamin. Setelah perawat mengukur lingkar perut dan mengkalkulasi perkiraan berat badan bayi, didapatkan bahwa calon bayi Ibu Ika memiliki berat 2,5 kg. Menurut dokter, angka itu masih sangat kecil dan sebaiknya bayi lahir dengan berat 2,8 kg. Sehingga sebelum kami pulang, Dokter mengedukasi Ibu Ika untuk memperbaiki asupan gizinya. Selama ini yang disenangi Ibu Ika hanyalah mangga muda, salak dan buah-buahan yang masam. Dokter menyarankan untuk menambah kuantitas dan kualitas gizi. Estimasi kelahiran bayi adalah sekitar awal bulan Februari. Selain mengedukasi dan memfollow up kondisi kehamilan, kami memiliki harapan besar untuk segera mendengar tangisan pertama sang calon pemimpin. Ya Allah mudahkan kelahiran Ibu Hamil yang kami kawal. Selamatkanlah bayi-bayi mereka, jadikan meraka pemimpin yang Sholeh/Sholehah. Hingga kelak bisa memusnahkan kemungkaran diatas bumi ini. Semoga dengan pengawalan mahasiswa 1000 Hari Kehidupan bisa menjadi amal shalihah di mata Allah SWT. Aamin Yaa Rabbal Aalamin.



Leave A Reply