Kunjungan Pertama Ibu Hamil

Oleh : ANDI WAHYULIANA YUSUF | Pada : 24 Desember 2014 | Dilihat Sebanyak 250 Kali

Jumat, 21 November 2014

 

Hari pertama pencarian ibu hamil, awalnya saya berjalan melewati gowa hingga alauddin untuk mencari ibu hamil. Ditengah perjalanan, saya melihat suatu perkampungan dan saya akhirnya berinisiatif untuk menanyakan kepada warga sekitar keberadaan ibu hamil. Ternyata ada ibu hamil di perkampungan itu, ibu hamilnya berusia 16 tahun dan kehamilannya 8 bulan. Setelah itu, saya mewawancarai ibu hamil tersebut. Saat mewawancarai, saya merasa gugup dan kehabisan kata - kata mungkin karena grogi dan merupakan hal yang baru dan pertama kali untuk saya. ketika mewawancarai ibu tersebut, saya merasa sangat prihatin dengan kondisinya sebab ketika saya menanyakan suami ibu hamil tersebut, ternyata ia telah ditinggalkan oleh suaminya. jadi hanya ibunyalah yang merawatnya, sedangkan ibunya juga tidak memiliki pekerjaan. saya merasa bingung dan heran bagaimana cara mereka untuk makan dan membiayai hidup mereka, saya juga tidak berani untuk menanyakan hal tersebut karena takut menyinggung ibu hamil tersebut dan keluarganya. selain itu, ibu hamil tinggal di kontrakan yang menurut saya tidak layak untuk ditempati. Tempat tinggal ibu hamil tersebut terdapat banyak lalat dan lingkungannya yang agak kotor. Ibunya itu mempunyai lima anak, dan ibu hamilnya itu merupakan anak ketiga. Dengan kondisi tersebut, saya merasa bersyukur karena ternyata masih ada orang yang kurang beruntung dari saya. Tetapi dengan kondisi itu pula, saya meluruskan tujuan saya dan tujuan program 1000 hari kehidupan dari awal yaitu untuk mengurangi kematian ibu dan anak. Saya merasa kondisi ibu hamil tersebut sangat berisiko karena ibu hamil tersebut masih muda yaitu berumur 16 tahun sedangkan kehamilannya sudah 8 bulan dan merupakan kehamilan pertama, ia juga tidak mempunyai suami jadi mungkin ia ada gangguan psikologis karena yang saya perhatikan ibu hamil tersebut sangat pendiam. Itulah hal yang berkesan buat saya yaitu bisa berinteraksi langsung dengan pasien, ini juga merupakan suatu pembelajaran untuk saya karena untuk menjadi seorang dokter yang baik harus mempunyai rasa empati yang tinggi dan menjalin komunikasi yang baik dengan pasien. saya berharap saya bisa menjadi dokter yang baik untuk masyarakat nanti dan bisa menjadi dokter yang teladan. amin ya rabbal alamin. 

 

 



Leave A Reply