Pentingnya Keakraban

Oleh : JUSMA WIJAYA KUSUMA GESWAR | Pada : 30 November 2014 | Dilihat Sebanyak 335 Kali

pertama kali berkunjung, lokasi tidak terlalu sukar untuk ditemukan. karena kebetulan kediaman ini tidak jauh dari rumah teman saya, Dhiyaul. pada saat kunjungan, teman saya yang juga bersama-sama mencari ibu hamil, juga menemukan yakni kakak dari ibu Rabiyah yang rumahnya pun tidak jauh dari kediaman ibu Rabiyah. sehingga dalam proses mewawancarai tidak sulit karena komunikasi dan keakraaban terjalin baik saat pertemuan atau kunjungan pertama kami.

kami disambut ramah dan baik oleh ibu Rabiyah dan saudarinya. sekalipun rumah yang sederhana, namun kami yang kebetulan saya berkunjung bersama Dhiya dan Afni, tidak merasakan lamanya waktu. alhamdulillah, komunikasi kami terjalin baik, baik antar sesama mahasiswa, maupun mahasiswa terhadap ibu hamil. mereka senang kami berkunjung dengan pengharapan kami dapat bertukar ilmu bagaimana kedepannya. kunjungan pertama kami alhasil banyak bercerita, baik kehidupan si ibu hamil maupun kehidupan kami sebagai mahasiswa. kami saling bertukar pengalaman. sekalipun kami baru berkenalan, namun keakraban terjalin pada kami layaknya kami sudah berkenalan lama, yah kami menyebutnya kami sahabat. sekalipun jarak umur memisahkan. namun hal ini berguna untuk menjalin komunikasi yang efektif diantara kami.

Ibu Rabiyah yang hanya berlulusan bangku SD ini sudah menikah dan hidup bersama ketika usianya masih 14 tahun. sungguh disayangkan karena umur belia tersebut yang seharusnya digunakan untuk melanjutkan pendidikan, namun berhenti beliau berumur 35 tahun dengan memiliki anak 3 (kehamilan ke-4). anak pertamanya kini berusia 19 tahun yang melanjutkan pendidikannya di tingkat perguruan tinggi, semester 3. ibu Rabiyah ini sendiri tidak pernah mengalami kesullitan dalam melakukan persalinan. hanya saja putri ke-2 dan ke-3 nya usia kehamilannya belum cukup (kurang dari 9 bulan). kedepannya, beliau masih mengharapkan lahirnya buah hati.

sesekali kami bercanda tertawa, sekalipun dari masing-masing pihak tampak memiliki beban yang sama-sama sulit. kami sebagai mahasiswa, dan mereka sebagai orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang sukses. namun semuanya tampak terabaikan karena keakraban kami. seetika melihat ibu hamil ini, saya pun sangat merindukan sosok ibu saya yang saat ini masih menjalankan pelatihan di luar kota. harapan saya, kami bisa lebih membangun keakraban yang secara terus menerus, tidak hanya pada awal pertemuan saja.



Leave A Reply