Meniti Pekerti Melalui Pendampingan yang Berarti

Oleh : ANDI AULIA ISRADI | Pada : 22 Juni 2024 | Dilihat Sebanyak 711 Kali

Dalam laju waktu, langkahnya terasa cepat berlalu. 

 

Tidak terasa, terhitung telah 8x kami melakukan dengan mengunjungi Ibu Jumriani. Bertukar cerita, ilmu, dan canda tawa bersama beliau melalui program P2KD ini. Sebuah keluarga yang bahagia dengan senyum yang senantiasa tampak tercurah ini tinggal bersama di Jl. Adyaksa Baru Lorong 5 yang terdiri dari Pak Haidal (Suami), Ibu Jumriani (Istri), Aprilia (Anak), Maulana Ibrahim (Anak), dan seorang bayi yang kini telah beranjak 6 bulan.

 

Usia yang sudah tidak begitu muda, status “multipara” dengan kelahiran 6 anak sebelumnya, rumah dan lingkungan yang kurang aman bagi kehamilan, dan berbagai faktor kesehatan serta sosial ekonomi lainnya, menjadikan ibu Jumriani dapat dikategorikan berisiko tinggi dalam kehamilannya. Karenanya, pada setiap kunjungan kami berupaya untuk memastikan Ibu Jumriani terjaga dengan baik khususnya dalam gaya hidupnya. Tentu agar sang buah hati terlahirkan hingga bertumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan.

 

Kunjungan dilakukan sejak bulan November di kala beliau sedang mengandung pada trimester 3. Menariknya, terlahirnya anak bernama Fatimah Azzahra bak hadiah dari Yang Maha Kuasa. Anak perempuan dengan rambut yang lebat itu lahir bertepatan pada hari bertambahnya usia sang Ibu, yakni 31 Desember 2023. Fatimah terlahir dengan lengkap dan sehat. Sorot pandangan dari matanya yang bulat mengingatkanku pada perjuangan dari ibu yang hebat.

 

Dari total 8x kami melakukan pendampingan bersama beliau, kami melakukan berbagai hal, di antaranya seperti melakukan pemeriksaan kesehatan pada ibu beserta keluarganya, pendataan profil dan kondisi keluarga maupun lingkungan, tak lupa yang tidak kalah pentingnya adalah kegiatan KIE. KIE atau Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kami berikan kepada Ibu Jumriani yang menunjang kesehatan beliau dan bayinya. Terlebih secara khusus beliau telah melahirkan dengan jumlah yang banyak, maka kami pun memberikan edukasi terkait Keluarga Berencana. Diketahui bahwa beliau pun telah menggunakan KB berupa susuk untuk mencegah kehamilan selanjutnya. Hal ini dikarenakan beberapa kondisi termasuk usianya yang dapat membahayakan kehamilan bahkan mengancam nyawa ibu dan bayi yang dikandung. 

 

Setelah pendampingan, kondisi Ibu Jumriani cukup prima tanpa adanya keluhan atau masalah yang berarti. Dalam periode kehamilan hingga kelahiran terganggunya kesehatan beliau dalam bentuk sakit kepala yang masih terobati, diperkirakan akibat tidur yang kurang saat mengasuh buah hati. Mengenai Adik Fatimah, pada tanggal 31 Juni 2024 nanti akan genap memasuki usia 6 bulan. Beberapa hari lalu-pun ia telah memasuki tahapan MPASI. Secara pertumbuhan, setelah di-plot, berat badan dan panjang badannya sudah sesuai dengan usianya. Dalam perkembangannya pun kami telah mencoba melakukan pemeriksaaan KPSP 3 bulan dan adik Fatimah didapatkan sesuai dengan milestone usianya. Satu hal yang mengganjal dari pendampingan ini ialah sang suami yang tidak berkenan anaknya diberikan imunisasi dari lahir sampai saat ini. Setelah digali, pengalaman KIPI pada anak sebelumnya yang berupa kejang menyebabkan beliau “trauma” untuk anaknya mendapat vaksinasi. Kami tetap berupaya memberikan edukasi dengan bahasa sebaik mungkin, walau hingga artikel ini tertulis beliau masih belum bersedia. Tetap memberikan edukasi sambil berharap, suatu saat nanti anak ini mendapatkan imunisasi agar terlindungi kesehatannya sampai besar nanti.

 

Dengan berakhirnya pendampingan ini, saya pribadi berupaya agar silaturahim tidak berakhir disini. Bagi saya, program ini adalah suatu proses pembelajaran berharga. Bukan hanya kami yang memberikan "pelajaran" terkait teori-teori kesehatan. Tetapi dari beliau-pun kami mendapatkan banyak pelajaran. Apa yang dilakukan antara kami dengan beliau adalah bentuk "pertukaran" sebagai bekal menjalani kehidupan. Melalui pendampingan ini, saya belajar bukan hanya mengenai teori, tetapi juga bagaimana kami membentuk karakter dan pekerti melalui pendampingan yang berarti. Adapun kami belajar menjadi dokter yang berdedikasi dengan penuh kasih. Setiap detik momen berharga bersama Ibu Jumriani dan keluarga, tak akan sirna dalam hati dan kepala walau tidak lagi dekat dalam raga.

 

Maka dari itu, kami mendoakan agar Ibu Jumriani beserta keluarganya senantiasa diberikan kesehatan dan kebermanfaatan dari program pendampingan bersama kami. Semoga kami sebagai mahasiswa juga dapat memetik manfaat dan terbentuk menjadi sosok dokter yang berkarakter.
 

Penuh syukur dan memanjatkan rasa terimakasih, saya Andi Aulia Isradi dengan NIM C011211168 angkatan 2021, pamit undur diri.
 

Video Youtube Kunjungan P2KD : https://tinyurl.com/P2KDAndiAulia



Leave A Reply