Pendampingan keluarga asuh : Menguatkan kemandirian orang tua dalam merawat anak

Oleh : AYESHA ZAHIRA PRAMUDITHA | Pada : 22 Juni 2024 | Dilihat Sebanyak 42 Kali

Salam sejahtera,

Perkenalkan, nama saya Ayesha Zahira Pramuditha dengan NIM C011211092 dari kelas B. Saya bersama rekan saya, Rifqi Syahab dan Jedidya Ricardo, mendapatkan tugas untuk mendampingi keluarga asuh dalam program P2KD. Dalam kesempatan ini, kami akan mendampingi keluarga Bu Suarni Arifin dan anaknya, Andi Nabila Hanna Batari, yang biasa dipanggil Nabila.

Nabila lahir pada tanggal 31 Desember 2023. Waktu yang unik karena setiap ulang tahunnya bertepatan dengan malam tahun baru. Dalam pertemuan pertama kami di P2KD, kami mengetahui bahwa Nabila baru saja melaksanakan aqiqah, yang dihadiri oleh banyak orang. Dari perbincangan dengan Bu Suarni, kami mengetahui bahwa Nabila lahir dengan berat badan yang cukup besar untuk ukuran bayi baru lahir, namun harus dilahirkan melalui operasi caesar karena Bu Suarni mengalami hipertensi tinggi.

Bu Suarni menyatakan bahwa ia memberi Nabila susu formula. Kami memberikan edukasi tentang manfaat ASI dan menyarankan agar Bu Suarni mencoba kembali memberikan ASI kepada Nabila.

### Kunjungan Pertama

Pada kunjungan resmi pertama ke rumah Bu Suarni, kami mendapati bahwa rumah yang digunakan saat acara aqiqah berbeda dengan rumah asli mereka. Rumah asli mereka tidak panas dan tidak ada nyamuk. Berat badan Nabila masih berada di atas rata-rata. Namun, Bu Suarni masih memberikan susu formula karena ada tekanan dari orang tuanya, yang tinggal bersama mereka. Kami juga memeriksa status imunisasi Nabila, dan ia telah menerima vaksin Hepatitis B0, BCG, DPT, dan rotavirus, namun belum menerima vaksin OPV.

### Kunjungan Kedua

Pada kunjungan kedua, kami memeriksa kembali berat badan Nabila yang masih berlebih namun mengikuti kurva pertumbuhan dengan baik. Nabila sudah menerima lanjutan vaksin rotavirus, namun belum vaksin lainnya. Kami menekankan pentingnya melengkapi vaksinasi Nabila.

### Kunjungan Ketiga dan Keempat

Kunjungan ketiga dan keempat dirangkum karena saya tidak bisa hadir pada kunjungan keempat akibat keluarga saya dirawat di rumah sakit, dan Bu Suarni juga sibuk. Pada pertemuan ini, berat badan Nabila mulai turun dan tidak lagi mengikuti kurva pertumbuhan. Bu Suarni menginformasikan bahwa Nabila baru saja sakit dan diduga alergi susu sapi, sehingga susu formula diganti menjadi susu kedelai. Kami melakukan pemeriksaan KPSP sebagai bagian dari latihan OSCE dan hasilnya menunjukkan perkembangan Nabila sesuai dengan usianya. Kami juga mengkoordinasikan kedatangan petugas puskesmas untuk memberikan vaksin di rumah, karena puskesmas sering penuh.

### Kunjungan Kelima

Pada kunjungan terakhir, Bu Suarni menceritakan bahwa Nabila sempat diduga menderita sarampa namun tidak disertai demam. Berat badan Nabila sempat turun karena ia tidak menyukai susu kedelai, sehingga Bu Suarni kembali memberikan susu sapi dan tidak ada reaksi alergi. Nabila tampak sangat aktif dan cenderung menggigit barang-barang di sekitarnya, yang menunjukkan peningkatan aktivitas dan kesehatan.

Kami juga memperhatikan adanya tumpukan botol bekas di ruang tamu dan memberi peringatan agar tidak ada genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Saat berpisah, Bu Suarni mengundang kami untuk datang lagi untuk memeriksa Nabila karena ia sudah sangat dekat dengan kami.

Kesimpulan dan Harapan

Selama program pendampingan ini, kami melihat perkembangan yang signifikan pada kepercayaan diri Bu Suarni dalam mengasuh Nabila, yang merupakan anak pertamanya. Kami berharap Bu Suarni dapat terus melaksanakan saran-saran yang telah kami berikan dan tetap semangat dalam merawat Nabila. Berikut ini adalah beberapa video dari kunjungan terakhir kami, sebagai kenang-kenangan atas kedekatan yang telah terjalin.

Terima kasih atas perhatiannya.



Leave A Reply